MENYAMBUT HUT ke-109 tahun, Hoo Hap Hwee Yogyakarta menggelar sembahyang besar (Sen Djit) sekaligus pemberkatan Gapura Hoo Hap Hwee yang baru saja dibangun.
Ketua Umum (Twako) Hoo Hap Hwe Yogyakarta, Harry Setio mengatakan, menurut catatan jubileum, Hoo Hap Hwee Yogyakarta telah berusia lebih dari seabad. Hoo Hap Hwee atau yang dikenal dengan Perkumpulan Budi Abadi Yogyakarta didirikan pada tanggal 25 tanggal 7 tahun 2458 Tahun Baru Imlek.
“Di sejumlah kota lain, Hoo Hap Hwee juga masih eksis, seperti di Jakarta, Bandung, Solo, Jember dan lain-lain,” ujarnya, Sabtu (12/9/2020).
Hoo Hap Hwee sendiri lanjut Harry menganut sifat sosial, terbuka untuk semua kalangan, dan tidak berafiliasi dengan partai atau kelompok politik manapun dan menjunjung tinggi asas persaudaraan, sehingga dapat diterima di masyarakat umum. “Kita selalu membangun segala sesuatu dengan semangat persaudaraan dan saling tolong-menolong, jadi 24 pengurus Hoo Hap Hwee bersama anggota lain bahu-membahu membangun gapura sendiri secara bertahap,” tambahnya.
Harapannya dimasa mendatang Hoo Hap Hwee dapat menjadi salah satu alternatif tempat untuk wisata seni, budaya dan wisata religi. Sehingga juga mendukung Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai ‘city of tolerance’.
Sementara itu Tokoh Masyarakat Tionghoa Yogyakarta, Ellyn Subiyanti yang hadir pada acara tersebut menyebutkan Hoo Hap Hwee dapat terus melestarikan kebudayaan Tionghoa di Yogyakarta. “Dan kedepannya bisa menjaga serta melestarikan kebudayaan Tionghoa di Yogyakarta,” katanya. (kps)