Hujan Kencang, 3 Kecamatan di Magelang Terjadi Longsor

Tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Magelang Jawa Tengah Kamis 11 November 2021. @ foto int

SETELAH diguyur hujan dan angin kencang sejak Rabu siang, beberapa wilayah di Kabupaten Magelang terjadi longsoran tanah.

Masyarakat pun diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan karena cuaca ekstrim masih akan terjadi.

“Hari ini bencana angin puting beliung ada di tiga tempat yakni Kecamatan Kajoran, Grabag dan Salam,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang, MHD Muzamil di kantornya, Kamis 11/11/2021.

Bencana tersebut, menurut Muzamil, merupakan dampak dari hujan durasi panjang yang melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Magelang sejak Rabu hingga Kamis, 10-11 November 2021 sehingga tanah menjadi jenuh dan memicu longsor.

BPBD Kabupaten Magelang mencatat ada 5 titik tanah longsor yakni di Kecamatan Sawangan, Bandongan, dan Pakis.

Dari data yang ada kondisi longsor terparah berada di Dusun Dadapan Desa Ketep Kecamatan Sawangan, yang mengakibatkan senderan talud jalan dusun setinggi 9 meter longsor sepanjang 20 meter.

Sedangkan di Dusun Batur Desa Wulunggunung Kecamatan Sawangan material longsor menimbun lahan pertanian dan mengancam akses jalan penghubung Desa Wulunggunung dengan Desa Gantang.

Sementara, material longsoran yang menutup akses warga di Kecamatan Bandongan dan Pakis telah berhasil dibersihkan oleh warga bersama BPBD TNI Polri dan relawan.

“Tidak terjadi korban jiwa. Semoga tidak terjadi,” harapnya.

Dalam upaya mengantisipasi kejadian bencana, BPBD Kabupaten Magelang mensiagakan personil relawan dan Tim Reaksi Cepat selama 24 jam di semua wilayah. Selain itu BPBD juga mengimbau agar masyarakat selalu waspada jika terjadi hujan deras selama satu jam lebih karena potensi longsor sangat besar.

Sementara itu, Kepala Dusun Dadapan Budi Prasetyo menceritakan longsor ini terjadi sekitar pukul 08.30 WIB setelah hujan selama dua hari. Longsor ini merupakan kejadian ketiga di lokasi yang sama.

Dijelaskan Budi, pada bagian bawah talud yang longsor ini baru saja dilakukan perbaikan permanen sekitar Juli lalu.

Kondisi saat ini, menurut Budi, memunculkan rasa khawatir warga Dusun Dadapan karena jika terjadi longsor susulan akses utama 350 jiwa dari 170 Kepala Keluarga (KK) akan terganggu.

“Ini cuma satu-satunya akses. Jika jalan putus warga kesulitan beraktivitas,” ungkapnya.

Untuk itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah desa setempat untuk segera dilakukan pembangunan. Namun demikian, untuk saat ini proses pembersihan material beton talud cor yang rusak belum bisa dilakukan mengingat kondisi cuaca dan medan yang masih rawan memicu longsor susulan. (bmg/Yul)

Exit mobile version