Hasil Olah TKP, Bis yang Terguling Alami Rem Blong

Polisi melakukan olah TKP bis terguling di Imogiri, Bantul, Yogyakarta, Jumat 9 Februari 2024. @ foto InilahJogja

UNIT Penegakan Hukum (Gakkum) Sat Lantas Polres Bantul bersama Unit Gakkum Polda DIY melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), kasus kecelakaan bus pariwisata yang terjadi di Jalan Dlingo – Imogiri Bantul, Jumat (9/2/2024) siang.

Olah TKP dipimpin langsung oleh Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda DIY, AKBP Sugiyanta.

Dalam olah TKP tersebut, kepolisian menggunakan Traffic Accident Analysis (TAA) untuk mengungkap penyebab kecelakaan tunggal yang merenggut tiga korban jiwa tersebut.

Kanit Gakkum Dirlantas Polda DIY, AKBP Sugiyanta menuturkan, pihaknya melakukan olah TKP kejadian kecelakaan tunggal bus Saestu Trans di Bukit Bego yang terjadi Kamis (8/2/2024) kemarin sekira pukul 14.30 WIB.

Berdasarkan analisis sementara, kata AKBP Sugiyanta, kendaraan itu mengalami rem blong saat melewati jalanan menurun.

Sugiyanta menjelaskan, dari keterangan sopir dan olah TKP sementara sebenarnya kendaraan tersebut dalam keadaan prima.

“Dari atas (Mangunan) kendaraan tersebut semuanya berfungsi normal. Namun sekitar satu kilometer sebelum kejadian kendaraan sempat mengalami kendala. Di mana kala itu, bus tiba-tiba blank semua, rem tangan ataupun rem kaki tak berfungsi dengan baik. Sopir dan kernet sudah tidak bisa berbuat banyak karena kendaraan meluncur tak terkendali. Sekitar 500 meter sebelum kejadian sopir membanting stir ke kiri karena di kanan jalan ada tebing,” terang dia.

Usai banting stir ke kiri, bus kemudian terpelanting dan ambruk ke kiri. Saat itu sopir bersama kernet sudah bisa keluar dan meminta agar para penumpang segera keluar dari bus. Namun ketika berusaha meminta penumpang keluar, tiba-tiba bus merosot sekitar 55-60 meter. Bus baru berhenti di lokasi terakhir tersebut.

Lebih lanjut, ucapnya, penanganan kasus kecelakaan tunggal bus rombongan wisatawan asal Sukoharjo ini ditangani langsung oleh Ditlantas Polda DIY dan Polres Bantul.

Disampaikan, pihaknya memang sengaja menurunkan alat TAA untuk memberikan gambaran secara langsung kecelakaan tersebut. Karena alat TAA ini memiliki kemampuan untuk menggambar situasi dengan Animasi ketika sudah melihat lokasi kejadian.

“Kami membawa alat TAA untuk memastikan apakah ini (laka bus Saestu Trans itu) kelalaian sopir atau ada trouble pada kendaraan,” jelas dia.

Dalam olah TKP tersebut pihaknya juga menghadirkan sopir dan kernet bus naas itu. (dat/fua)

Exit mobile version