LURAH Condongcatur, Reno Candra Sangaji, SIP, sangat senang adanya kreativitas muda Condongcatur, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman. “Khususnya dalam bidang seni musik,” tandas Reno, Rabu (7/4/2021).
Satu di antaranya adalah Gordo Pangarso, seorang penyanyi yang mengawali karir bermusik dalam format band di Yogyakarta era 2009, yang memulai debut permusikan hingga tahun 2013 karena sempat hijrah ke Bali dalam beberapa tahun.
“Ini merupakan hal positif yang harus didukung dan dikembangkan,” kata Reno, yang berharap yang muda yang berkarya, raih prestasi dan tunjukkan kreasi di Condongcatur rumah kita dan Condongcatur untuk semua.
Karena merasa idenya kurang dapat disalurkan melalui format band yang lama, maka Gordo lantas memutuskan untuk bersolo karir.
Akhirnya, passion untuk bermusik kembali muncul di tahun 2020 dengan mengusung tema yang berbeda dari genre awal, yang sempat mengusung namanya dalam band bernama “Bloody Hollow”.
Gordo Pangarso sempat launching videoklip “Teh Tawar” di Angkringan Anggajaya Condongcatur pada 31 Maret 2021 lalu.
Ide awal pembuatan videoklip “Teh Tawar” itu berawal dari seorang Gordo Pangarso bersama Memet GKL, yang mengajak Axcel Benza dari Tim Eunola Picture untuk menggarap alur cerita dan nuansa dalam video tersebut.
Gordo pun tidak lupa mengajak beberapa pihak seperti Ahonk “Mahijadedi” dan beberapa kerabat dekat dan tim produksi Eunola untuk ikut andil dalam pembuatan videoklip tersebut.
Kini, Gordo mengusung tema indie-folk. “Berbekal dari keresahan tentang isu media, isi politik, pandemi Covid-19, masalah percintaan dan sosial yang dikemas dengan alunan instrumen akustik sederhana, tapi tetap terdengar syahdu,” ungkap Gordo.
Single bertajuk “Teh Tawar” tersebut dikemas dengan sederhana. Mengusung instrumen gitar akustik dan saxophone.
Lagu tersebut mendeskripsikan suasana pinggiran kota Yogyakarta dengan tongkrongan rakyat berupa angkringan. “Di mana angkringan sangat relatif dengan orang Yogyakarta maupun pendatang,” jelas Gordo lagi.
Pesan moral videoklip itu adalah kesederhanaan dari tempat, aneka drama, perdebatan dan pertengkaran. Semua itu bisa didinginkan dengan segelas es teh tawar dan sajian sederhana semacam gorengan serta berbagai macam menu lainnya.
Bagi Gordo, masyarakat yang sempat mampir dan makan di sekitaran emperan Jalan Mangkubumi pasti paham. “Angkringan adalah tempat di mana segala topik dibicarakan,” terang Gordo.
Lagu “Teh Tawar” sudah dirilis pada 14 Februari 2021 lalu melalui beberapa platform digital: spotify, Apple Music, YouTube dan sebagainya. Sedangkan videoklipnya baru dirilis pada 31 Maret 2021 lewat platform YouTube yang terangkum dalam album bertajuk “Syahduisme”. (Fan)
Discussion about this post