DALAM rangka menyadarkan arti penting FPRB bagi warga masyarakat, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bantul mengadakan kegiatan penguatan kapasitas kawasan untuk pencegahan dan kesiapsiagaan serta pembentukan FPRB Kapanewon se-Kabupaten Bantul.
Kegiatan ini dibuka oleh Staf Ahli Bupati Bantul Bidang Hukum dan Pemerintahan Drs Dwi Daryanto, MSi.
Kegiatan tersebut juga sebagai ajang silaturahmi bagi relawan setelah dua tahun bergelut dengan pandemi Covid-19 dan bencana lainnya.
Hingga saat ini dari 17 Kapanewon di Kabupaten Bantul baru 7 Kapanewon yang terbentuk FPRB. Dan Kapanewon Pundong merupakan daerah yang menjadi pusat gempa bumi tahun 2006 lalu tepatnya di Potrobayan, Srihardono, Pundong, Bantul.
Peristiwa yang memporak-porandakan Kabupaten Bantul itu termasuk cikal-bakal munculnya FPRB di Kabupaten Bantul. Oleh karenanya Pemkab Bantul berupaya agar tahun 2023/2024 segera dibangun monumen bersejarah di Potrobayan, Kalurahan Srihardono, Kapanewon Pundong, Bantul. Kelak, diharapkan bisa sebagai pusat studi bencana di Indonesia.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Agus Yuli Herwanta, ST, MT, mengatakan, dengan dibentuknya FPRB di tingkat kapanewon tidak akan terjadi tumpang tindih dengan FPRB kalurahan. “Karena bidang garap dan tugasnya sangat berbeda,” jelas Agus di Aula Kapanewon Pundong, Selasa (23/8/2022).
Di depan Staf Ahli Bupati Bantul Bidang Hukum dan Pemerintahan, Drs Dwi Daryanto, M.Si, Agus Yuli Herwanta mengatakan bahwa di Bantul saat ini jumlah relawannya mencapainya 3 ribu orang. “Kinerja mereka sudah terbukti dalam menghadapi bencana, baik alam maupun nonalam,” ungkap Agus.
Dalam acara yang dihadiri Panewu Pundong Drs Bangun Rahino, MM, Kapolsek Pundong, Danramil Pundong dan pejabat terkait, Kalak BPBD Kabupaten Bantul menjelaskan pemerintah melalui BPBD pada tahun 2022 ini baru bisa memberikan asuransi bagi 600 orang relawan.
“Namun untuk anggaran mendatang akan ditingkatkan menjadi seribu asuransi,” tandasnya.
Panewu Pundong, Drs Bangun Rahino, MM, berharap kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran arti penting kewaspadaan. “Karena akan dapat mengurangi korban jiwa yang ditimbulkan serta kerugian lainnya akibat bencana,” katanya. (zai/rth)