SELAMA bulan suci Ramadhan 1443 Hijriyah, Forum Antar Rohis (Farohis) Yogyakarta mengadakan kajian rutin. Hal tersebut untuk menghindari euforia menyambut Ramadhan.
Salah satu segmen dari Farohis Yogyakarta ini adalah Ramadhan di Sekolah berupa Kajian Rutin#1 (KANTIN#1) yang akan diadakan sebanyak empat kali selama bulan Ramadhan.
Kegiatan yang diadakan pada Kamis, 7 April 2022 pukul 16.10-17.20 WIB di SMA Negeri 2 Yogyakarta dihadiri 97 orang peserta dan 30 orang panitia.
Kali ini materi disampaikan oleh Ustadz Robby Arribaath yang menyoal “My Different Ramadhan” setelah sambutan dari Ketua 1 RdS dan Ketua 1 Farohis Jogja R Muhammad Syarif Abdurrahman.
Pada kesempatan itu, Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam Kantor Kemenag Kota Yogyakarta, Dr H Maskur Asyhari, MA, menyambut baik diadakannya kajian rutin yang kali ini diselenggarakan di SMA Negeri 2 Yogyakarta.
Dalam menyambut bulan suci Ramadhan, orang-orang seringkali hanya sebatas sebagai euforia saja. “Di mana euforia itu sendiri memiliki makna melakukan selebrasi tanpa mengetahui makna, keutamaan ataupun maksud dari selebrasi itu,” ungkap Robby Arribaath.
Menurut Robby, hal tersebut bagaikan seperti pemain dan suporter dalam sepak bola. “Tentunya, selebrasi yang dirasakan oleh pemain akan lebih terasa dibandingkan yang dirasakan oleh para suporter,” papar Robby.
Ditambahkan Robby, dikarenakan untuk meraih kemenangan tersebut pemain harus melalui berbagai rintangan dan latihan yang keras terlebih dulu.
Dikaitkan dengan kaum muslimin yang saat ini menjalankan ibadah puasa Ramadhan, Robby mengatakan bahwa hal tersebut kaum muslimin yang bermain sebagai “pemain” akan memeriahkan Ramadhan dengan mencari esensi bulan Ramadhan yang benar. “Sedangkan kaum muslimin yang sebagai suporter akan mencari esensi bulan Ramadhan yang salah,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Robby mempertanyakan apakah esensi-esensi yang salah? “Beberapa dari kita akan beranggapan bahwa esensi itu merupakan buka puasa bersama, namun hal tersebut merupakan esensi yang salah dalam menyambut Ramadhan,” kata Robby.
Padahal, lanjut Robby, terdapat berbagai macam peristiwa yang terjadi pada bulan Ramadhan, mulai dari perang Badar, fathul Makkah, pembebasan Andalusia dan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dikatakan Robby, esensi lainnya juga terdapat dalam QS Al-Baqarah ayat 185, bulan Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Al-Qur’an.
“Kita sebagai kaum muslimin seharusnya mentadaburi dan mempraktikkan apa yang ada di dalam Al-Qur’an,” terang Robby.
Menurutnya, jika kita jauh dari Al-Qur’an, maka kita tidak akan dapat memetik esensi dari Al-Qur’an. “Dan Al-Qur’an sendiri bagaikan buku panduan bagi kaum muslimin,” papar Robby.
Untuk menggunakan suatu peralatan, kata Robby, tentunya kita akan membutuhkan buku panduan. Jika tidak sesuai dengan buku panduan, maka alat tersebut akan mudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi.
“Alat di sini bagaikan manusia dan buku panduannya adalah Al-Qur’an, yang membantu kita dalam membedakan hal yang baik dan yang salah,” kata Robby.
Bagi Robby, kehidupan manusia akan kacau jika tidak bisa membedakan hal yang baik dan yang salah. (Fan)