Yogyakarta merupakan tempat yang sangat tepat untuk keberadaan Museum Muhammadiyah karena Yogyakarta memiliki kedekatan emosional dengan sejarah perjuangan Muhammadiyah.
Sehingga, keberadaan Museum Muhammadiyah akan semakin memperkuat peran Muhammadiyah dalam melestarikan nilai-nilai kebudayaan dan sejarahnya.
Berkaitan hal tersebut Ruang Pamer Museum Muhammadiyah berupa Zona Muhammadiyah untuk Indonesia dan Persebaran Muhammadiyah diresmikan Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, Senin (3/2/2025), di komplek Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jl Jenderal Ahmad Yani, Ring Road Selatan Kragilan, Tamanan, Banguntapan, Bantul.
Disampaikan Fadli Zon, museum memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat narasi kebudayaan. “Museum bukan hanya tempat penyimpanan artefak dan sejarah, tetapi juga sebagai wadah untuk menghidupkan narasi kebudayaan yang dapat diwariskan kepada generasi mendatang,” papar Fadli Zon yang berharap Museum Muhammadiyah terus berkembang dan dinamis.
Fadli Zon yang didampingi Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad, mengatakan bahwa museum ini lebih dari sekadar ruang yang menyimpan sejarah. “Ini adalah tempat untuk menghidupkan narasi kebudayaan yang penting bagi generasi masa depan agar nilai-nilai tersebut tetap terjaga dan berkembang,” tandasnya.
Katanya, museum bukan hanya tempat menyimpan artefak, tapi museum menjadi jembatan generasi sebelumnya ke generasi yang akan datang. “Inilah yang sangat penting, menjadi jembatan antargenerasi,” ungkap Fadli Zon.
Pada kesempatan itu di depan pengelola museum, seniman dan budayawan, Fadli Zon menekankan pentingnya melestarikan keberagaman budaya dan sejarah yang ada di dalam Muhammadiyah sebagai kekuatan besar yang dimiliki.
“Saya mengajak untuk bersama-sama menjaga dan mengembangkan kebudayaan agar tetap utuh dan dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa,” katanya.
Disampaikan Fadli Zon, kekayaan budaya Indonesia sangat luar biasa. Museum adalah jembatan bagi masyarakat dan generasi mendatang untuk memahami ilmu dan nilai kebudayaan, khususnya yang ada di dalam Muhammadiyah agar tetap hidup dan berkembang.
“Bagaimana kita mengembangkan, memanfaatkan dan membina kebudayaan adalah hal yang sangat penting, mengingat potensi besar yang dimiliki oleh budaya kita,” katanya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menekankan bahwa Indonesia memiliki nilai sejarah dan kebudayaan yang sangat kuat. “Dan tentu ini merupakan satu kekuatan bagi negara Indonesia,” kata Haedar Nashir.
Menurutnya, kita harus terus memiliki kesadaran (awareness) tentang kebudayaan dan sejarah di negeri ini.
“Kebudayaan harus kita bangkitkan sebagai transformasi nilai dan memiliki cita rasa tersendiri yang kemudian ketika kita maju nantinya nilai kebudayaan tersebut tidak turut tercerabut dari akarnya,” papar Haedar.
Selama perjalanan membangun peradaban bangsa, Muhammadiyah kaya sejarah. Organisasi tertua di Indonesia itu telah memberi fondasi pada keagamaan, pendidikan, sosial, kesehatan dan lainnya.
Gerakannya yang masif dan dinamis telah menghasilkan banyak nilai kebaikan bagi kemanusiaan di Indonesia maupun dunia.
Rektor UAD, Muchlas, menyampaikan bahwa memori ingatan sejarah harus terus diabadikan. “Tujuannya agar generasi penerus tidak melupakan sejarah bangsanya dan inilah yang mendorong PP Muhammadiyah menginisiasi pendirian Museum Muhammadiyah,” kata Muchlas yang menerangkan saat ini jumlah koleksi di museum mencapai 2.812 buah. (Fan)