MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir diminta mundur dari jabatannya. Permintaan mundur tersebut disampaikan Ketua Koordinator BUMN Watch Naldy N Haroen SH MH.
“Kami minta Erick Thohir segera mundur dari jabatannya sebagai menteri BUMN karena terindikasi terlibat dalam bisnis alat Polymerase Chain Reaction (PCR). Seharusnya sebagai seorang menteri, Erick tidak patut mengambil keuntungan dengan cara berbisnis PCR ditengah penderitaan rakyat saat ini,” tegas Naldy dalam siaran pers yang diterima InilahJogja.com Jum’at 5 November 2021.
Menurut Naldy, jika tidak mengundurkan diri sebaiknya presiden Joko Widodo atau Jokowi segera memecat Erick Thohir sebagai menteri BUMN.
“Presiden kami harapkan bersikap tegas untuk melakukan reshuffle terhadap kabinetnya. Yang paling utama adalah Erick Thohir harus dicopot,” ungkap Naldy.
Lebih lanjut Naldy menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya juga akan melaporkan dugaan bisnis PCR yang dilakukan Erick Thohir ke penegak hukum.
“Tidak elok rasanya ditengah penderitaan rakyat saat pendemi namun ada menteri yang mengambil keuntungan. Jika tidak mundur Erick Thohir akan kita mundurkan,” ungkap Naldy.
Naldy Haroen pun mempertanyakan andil yang telah diperbuat Erick Thohir bagi bangsa ini.
“Apa sih andil Erick pada Republik ini? hanya melaksanakan Asian Games saja. Itupun banyak issue terjadinya KKN. Belum ada track record Erick Thohir pada Republik ini,” ucap Naldy.
Naldy mengaku kasihan dengan Presiden Jokowi lantaran ada menteri yang berpura-pura loyal. Namun, dia justru malah memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi.
“Beliau orang baik. Beliau menyangka orang-orang di sekelilingnya juga dianggap orang loyal dan baik. Padahal pebisnis semua. Mereka hanya mencari keuntungan pribadi,” tambahnya.
Naldy mengajak semua pihak untuk memberikan masukan kepada Jokowi terkait kelakuan para menterinya saat ini yang cenderung bermain aman untuk kepentingan Pemilu 2024.
“Saya yakin 100 persen presiden Jokowi maupun keluarganya tidak ada yang berbisnis. Namun, menterinya malah memanfaatkan situasi pandemi ini. Mari kita bersama-sama menyadarkan Pak Jokowi. Kasihan beliau yang betul-betul bekerja untuk negara dilain pihak ada menterinya sibuk berbisnis ditengah pandemi,” demikian Naldy Nazar Haroen.
Bantahan Erick Thohir
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menampik Erick terlibat dalam bisnis tes PCR. Menurutnya, isu yang menyebut Erick ikut berbisnis tes PCR adalah hal tendensius.
Sebab kata dia, PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), perusahaan penyedia tes Covid-19 yang dikaitkan dengan Erick hingga saat ini hanya melakukan 700.000 tes PCR. Angka itu hanya sekitar 2,5 persen dari total tes PCR di Indonesia yang sudah mencapai 28,4 juta.
“Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu ya, 2,5 persen gitu. Kalau mencapai 30 persen atau 50 persen itu oke lah bisa dikatakan bahwa GSI ini ada bermain-main. Tapi hanya 2,5 persen,” ujar Arya kepada media.
Selain itu, ia bilang, sebagian saham GSI memang dipegang oleh Yayasan Adaro Bangun Negeri sebesar 6 persen. Menurut Arya rendahnya kepemilikan saham tersebut membuat pengaruh yayasan terhadap GSI rendah.
Adapun Yayasan Adaro Bangun Negeri berkaitan dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO), perusahaan yang dipimpin oleh Boy Thohir, saudara Erick Thohir.
“Yayasan kemanusiaan Adaronya hanya 6 persen (kepemilikan saham). Jadi bisa dikatakan yayasan kemanusiaan Adaro ini sangat minim berperan di tes PCR,” kata dia.
Di sisi lain, lanjut Arya, Erick sendiri sudah tak aktif di Yayasan Adaro Bangun Negeri sejak diangkat menjadi Menteri BUMN. Sehingga Erick tak lagi terlibat dalam urusan bisnis ataupun urusan lainnya di yayasan tersebut.
“Jadi sangat jauh lah dari keterlibatan atau dikaitkan dengan Pak Erick Thohir. Apalagi dikatakan main bisnis PCR jauh sekali. Jangan tendensius seperti itu, harus lebih clear melihat semua,” jelasnya. (fad/kus)
Discussion about this post