Erasmus+ iHilead Memberikan Dampak Positif bagi Kampus

UAD Gelar Workshop Indonesian Higher Education Leadership (iHiLead)

PROGRAM Erasmus+ iHilead diharapkan memberikan dampak positif bagi kampus dan dapat diterapkan dengan baik berbagai modul dan perangkat yang dihasilkan selama proyek berlangsung.

Hal itu disampaikan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggil Wilayah V, Prof drh Aris Junaidi, Ph.D, dalam workshop Indonesian Higher Education Leadership (iHiLead) bertajuk “Evaluation and Redevelopment Workshop on iHiLead Leadership and Management Development Programme (LMDP)/Leadership and Management Development Network (LMDN)” di Amphitarium Lantai 9 Kampus Utama UAD Jl Jenderal Ahmad Yani, Ringroad Selatan, Kragilan, Kalurahan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Senin (20/2/2023).

Memberikan sambutan adalah Prof Tjitjik Srie Tjahjandarie, Ph.D (Plt Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi) dan Dr David Dawson (Pemimpin Proyek iHiLead, University of Gloucestershire, Inggris).

Menurut Aris Junaidi, proyek iHiLEAD ini didukung oleh Erasmus+ Capacity Building in the filed og Higher Education (CBHE).

Aris mengapresiasi terhadap iHiLead yang telah sukses melaksanakan piloting programme LMDP berupa building initiative, project of change dan creating impact. “Ke depan, para pemimpin dari perguruan tinggi harus mampu mengolaborasikan antara leadership dan management,” kata Aris.

Sejumlah kampus yang terlibat selain UAD adalah Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Semarang, STIE Malangkucecwara dan Universitas Presiden. Adapun perguruan tinggi asing yang terlibat terdiri University of Gloucestershier di United Kingdom, International School and Business Studies di Slovenia dan University of Granada di Spanyol.

Rektor UAD, Dr Muchlas, MT, mengatakan, ini kali kedua UAD menjadi tuan rumah pertemuan manajemen proyek iHiLead.

“Saya sangat senang melihat semua perwakilan dari konsorsium masih bekerja sama untuk menyukseskan proyek ini,” kata Muchlas.

Seperti dikatakan Muchlas, sebelumnya UAD mengadakan lokakarya pembangunan kembali yang bertujuan untuk mengevaluasi hasil program pelatihan kepemimpinan percontohan dan memperbarui modul jika diperlukan.

“Saya sendiri menyaksikan usaha besar yang dilakukan oleh seluruh anggota konsorsium dalam pengembangan program ini,” kata Muchlas.

Menurutnya, UAD memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung proyek ini. “Tidak hanya dengan mendelegasikan staf terbaik selama proyek ini berlangsung, tapi juga menyediakan ruang untuk mendirikan laboratorium dan mempromosikan proyek tersebut kepada mitra jaringan UAD,” kata Muchlas.

Saat ini UAD telah merencanakan untuk mengimplementasikan modul proyek iHiLead dalam waktu dekat kepada Dekan dan Wakil Dekan untuk kemudian dilanjutkan kepada para pemimpin lain yang ada dan potensial di UAD. “Dari jaringan kami dan konsorsium kami pemimpin tujuh universitas dari tim iHiLead,” ungkap Muchlas.

Selain Erasmus+ iHiLead (Indonesian Higher education Leadership), sejak tahun 2017 hingga saat ini UAD telah menerima 5 hibah Erasmus+: tiga hibah Capacity Building of Higher Education bekerjasama dengan University of Gloucestershire: Growing Indonesia A Triangular Approach (GITA), Building Universities in Leading Disaster Resilience (BUiLD) dan iHiLead, serta dua Erasmus+ International Credit Mobility Program dengan Institute of Porto Portugal dan Universitas Granada Spanyol.

“Kami juga mengadakan beberapa webinar internasional dengan mengundang pembicara dari UoG dan menyelenggarakan kuliah tamu dari UoG di beberapa program studi,” papar Muchlas.

Rektor UAD menggunakan kesempatan ini untuk memperkenalkan secara singkat tentang Universitas Ahmad Dahlan.

UAD adalah perguruan tinggi swasta yang didirikan pada tahun 1960 sebagai lembaga pendidikan keguruan Muhammadiyah (IKIP) dan diubah menjadi universitas pada tahun 1994.

“Kami berada di bawah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah. Dan UAD merupakan salah satu dari 170 Perguruan Tinggi di bawah Yayasan Muhammadiyah di seluruh Indonesia,” kata Muchlas.

UAD merupakan universitas komprehensif dengan 36 Program Sarjana, 14 Program Magister, 1 Program Doktor, 3 Program Profesi, dan 1 Program Vokasi.

Selain itu memiliki 6 kampus dan memiliki 27.000 mahasiswa. “Kami baru saja menerima lebih dari tujuh ribu siswa baru tahun ini,” kata Muchlas. Selain itu, UAD mendapatkan akreditasi A tertinggi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2017 dan 2022. Kerjasama internasional yang dilakukan UAD adalah terlibat dalam tiga proyek Erasmus+ Capacity Building of Higher Pendidikan, gelar bersama, transfer kredit, pertukaran mahasiswa, penelitian bersama, komersialisasi produk penelitian, seminar bersama, magang, kursus musim panas, pertukaran dosen, dan program keterlibatan masyarakat internasional.

Soal program iHiLead ini, Rektor UAD memiliki keyakinan kuat program pelatihan kepemimpinan yang dihasilkan proyek ini dapat berdampak pada kemajuan sektor pendidikan tinggi di Indonesia.

Ada sejumlah pelatihan kepemimpinan yang berfokus pada pendidikan tinggi. “Oleh karena itu, program pelatihan iHiLead akan menjadi pilihan yang menjanjikan untuk memperkuat pemimpin yang ada dan mencetak pemimpin masa depan pendidikan tinggi Indonesia,” papar Muchlas.

Workshop yang digelar hingga 23 Februari 2023 membahas beragam topik, mulai dari implementasi LMDP hingga pengembangan modul.

Melalui kegiatan ini diharapkan kompetensi leadership dan management para pimpinan perguruan tinggi dapat semakin berkembang. (Fan)

Exit mobile version