Enam Pelaku Pembunuhan di Bantul Diringkus Polisi

Enam tersangka pengeroyokan hingga korban tewas diamankan Polres Bantul, Yogyakarta. @ foto Istimewa

POLRES Bantul mengamankan enam terduga pelaku kasus meninggalnya warga Banguntapan yang diantarkan ke rumah sakit Rahma Husada oleh rombongan orang tak dikenal.

Enam orang diduga itu terlibat tewasnya Hatta Rosyid Ardianto (23) warga Banguntapan itu.

Kapolres Bantul, AKBP Ihsan mengatakan, keenamnya adalah DB, NN (21) alias Briancuk, BAM (22) keduanya adalah warga Kapanewon Jetis.

Kemudian tersangka lain adalah JW alias Sijek (23), YU (25) alias Kincling, dan dan seorang pelajar kelas 2 SMA berinisial RP (18). Ketiganya merupakan warga Kapanewon Kasihan.

“DB terpaksa dilakukan tindakan tegas terukur berupa tembakan di kaki karena mencoba kabur saat diamankan,” ujarnya, Senin.

Menurut Ihsan, sebelumnya, rombongan itu mengaku menemukan korban di Gumuk Pasir Parangtritis, Bantul.

“Dari hasil penyelidikan, ternyata rombongan itulah pelaku yang mengakibatkan korban meninggal,” tegasnya.

Dipicu Hutang Piutang

Kapolres Bantul, mengatakan kasus itu dilatarbelakangi adanya masalah utang piutang antara korban dengan salah satu pelaku.

“Korban ini hutang kepada tersangka DB sebesar Rp12,5 juta. Tetapi karena tidak kunjung dibayar, dan korban memblokir nomor tersangka, tersangka ini mengajak teman-temannya untuk bertemu dengan korban,” ujarnya.

Pertemuan antara korban dan para tersangka terjadi pada Jumat (10/2/2023) malam.

Kata dia, para tersangka yang berjumlah enam orang menjemput korban dengan menggunakan mobil di daerah Kotagede, Yogyakarta.

“Di dalam mobil ini, korban sudah dipukuli para tersangka. Mereka membawa korban ke rumah tersangka DB di daerah Kasihan, di sana korban juga dipukuli,” ucapnya.

Dijelaskan Ihsan, setelah dari sana, korban kemudian dibawa ke rumah tersangka lain di daerah Kapanewon Jetis, Bantul.

“Saat perjalanan itu korban juga masih dipukuli oleh para tersangka. Dan sesampainya di Jetis, korban sudah tak sadarkan diri,” urainya.

Karena panik, lanjut Ikhsan, korban sudah tidak bergerak, para tersangka inipun bersepakat mengarang cerita.

“Karena korban tak sadarkan diri, para tersangka ini membawa korban ke rumah sakit dan mengarang cerita menemukan korban di gumuk pasir. Tersangka berdalih memberikan pertolongan pertama. Faktanya mereka tidak pernah sampai ke sana,” ucapnya.

Begitu mengantarkan korban ke rumah sakit, para pelaku pun pergi. Saat itu, salah satu tersangka sempat meninggalkan nomor HP.

Ihsan menjelaskan, saat dilakukan pemeriksaan oleh tim dokter, korban dinyatakan sudah dalam kondisi meninggal dunia.

“Dokter mengatakan, perkiraan kematian korban antara 30 menit sampai 8 jam sebelumnya. Dari tubuh korban juga ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan,” ungkap Ihsan.

Pihak rumah sakit melaporkan hal tersebut ke kepolisian, yang langsung ditindaklanjuti dengan menelusuri nomor hp yang ditinggalkan tersangka.

“Kecurigaan kami karena di tubuh korban terdapat luka-luka kekerasan. Kami pun melakukan penelusuran dan mengamankan 6 orang terduga pelaku, mereka yang mengantarkan korban ke rumah sakit,” ujarnya.

Keenam tersangka ditangkap di rumahnya masing-masing. Selain itu, polisi juga mengamankan barang bukti berupa satu unit mobil Daihatsu Feroza bernomor polisi AB 1235 YZ milik DB yang digunakan untuk menjemput korban.

“Keenam tersangka dijerat Pasal 338 KUHP dengan ancaman penjara 15 tahun karena dengan sengaja merampas nyawa orang lain. Serta pasal 170 KUHP tentang penganiayaannya dengan ancaman penjara lima tahun,” demikan Ihsan.

Kepada wartawan, tersangka DB, mengaku nekat melakukan penganiayaan karena jengkel karena korban selalu menghindar ketika ditagih hutangnya.

Ia pun berdalih tidak berniat untuk menghilangkan nyawa korban.

“Korban sudah hutang dengan saya sejak bulan Desember lalu dan berjanji akan membayarnya pada 7 Februari. Namun nomor saya malah diblokir. Saya sebenarnya tidak ada niat membunuh, tapi malah kebablasan,” ungkap residivis kasus narkoba ini.

Saat mengetahui korban sudah tidak bergerak, ia panik dan bersama teman-temannya memutuskan untuk mengarang cerita menemukan korban di gumuk pasir.

“Karena panik saya antar ke rumah sakit. Saya kasih solusi, teman-teman ngikut,” ucapnya. (fik/zal)

Exit mobile version