Ekwanto Komitmen Beri Rasa Aman Kepada Pengunjung Malioboro

EKWANTO, pria berusia 52 tahun ini dulu lebih dikenal sebagai Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro, yang mengurusi hiruk pikuk dari ujung ke ujung Malioboro yang merupakan obyek wisata di jantung Kota Yogyakarta itu.

Sebelum itu, Ekwanto sudah mengabdi di wilayah sebagai Lurah Prawirodirjan selama 8 tahun. Kini, Ekwanto dipercaya untuk mengemban amanah sebagai Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta.

Kota Yogyakarta memiliki lima cagar budaya yang dikelola langsung oleh UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta, yaitu Malioboro, Kraton, Kotabaru, Kotagede dan Pakualaman. Di tahun 2021 ini kelima cagar budaya ini dikelola dengan menggunakan Dana Keistimewaan.

“Kita akan fokus di kawasan Malioboro yang merupakan ikon Yogyakarta. Kita juga berharap dapat memberikan kesan bahwa Malioboro wajib dikunjungi dan memberikan kenyamanan bagi siapapun yang berkunjung,” ujarnya, Senin (8/3/2021).

Penataan Kawasan Malioboro akan lebih difokuskan lagi dalam operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarananya. Meskipun demikian OPD yang dipimpinnya tidak mengesampingkan kawasan cagar budaya lainnya yang ada di Kota Yogyakarta untuk tetap dikembangkan, karena juga merupakan jadi obyek wisata unggulan selain Malioboro. 

Ekwanto menjelaskan kini pekerjaannya pun berbeda, jika dulu hanya menaungi Kawasan Malioboro saja, maka sekarang lebih meluas ke lima cagar budaya. Tentu saja ini butuh komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak termasuk jajarannya. 

“Tahun ini memang berbeda dari sebelumnya, dimana butuh penyesuaian transisi sehingga pengelolaannya pun juga masih terbatas yaitu lebih berfokus kepada Kawasan Malioboro, Tugu dan Alun-alun Utara,” terang Ekwanto.

Ekwanto berharap pengelolaan kawasan cagar budaya bisa lebih maksimal terutama dalam memfasilitasi kenyamanan wisatawan. Hal ini perlu didukung koordinasi antar bidang maupun antar organisasi perangkat daerah (OPD) agar semakin optimal. Pengalamannya di wilayah selama delapan tahun menjadikannya terbiasa untuk berkoordinasi dengan berbagai elemen, termasuk dalam mengelola Kawasan Malioboro.

“Harapannya baik pengunjung dan pengelola dari kami harus memahami betul bahwa Malioboro itu menjadi ikon semuanya baik ikon kota, provinsi, Indonesia bahkan internasional. Mari sama-sama kita menjunjung tinggi budaya adiluhung di Malioboro,” tandasnya.

Hal sederhana namun penting yang selalu ia sampaikan kepada siapa saja yang berada di Malioboro, yakni untuk tetap menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. “Kebiasaan di rumah yang tidak bagus seperti membuang sampah sembarangan, diharapkan saat berwisata ke Malioboro jangan dibawa. Ikuti aturan-aturan yang harus ditaati sehingga semuanya bisa tertib dan dapat dinikmati semua orang,” tambahnya.

Masih banyak pekerjaan rumah menanti untuk mewujudkan Malioboro sebagai obyek wisata unggulan apalagi di masa pandemi Covid-19 ini. Sosialisasi ketaatan terhadap protokol kesehatan baik kepada pengunjung maupun pelaku wisata terus ditingkatkan. Bersama jajarannya Ekwanto siap untuk mewujudkan Malioboro dan obyek wisata lainnya di Kota Yogyakarta aman dan nyaman untuk dikunjungi. (fan/rth)

Exit mobile version