Edukasi Warga Selokraman Soal Toga 

Penanaman dan Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga di Masa Pandemi Covid-19

 

PADA masa pandemi Covid-19 ini, salah satu kegiatan yang ditekankan oleh KKN Alternatif 76 UAD Unit I D.2 adalah pencegahan melawan Covid-19.

Melalui kegiatan KKN yang dilaksanakan secara luring di wilayah Kota Yogyakarta yang berlangsung selama 2 bulan tersebut untuk membuat adanya perubahan yang cukup besar dalam hal kesehatan.

Hingga kini, orang yang terinfeksi Covid-19 cukup banyak. Untuk itu, ada banyak upaya yang dapat dilakukan guna mencegah penyebaran Covid-19 ini. “Salah satu upayanya dengan meningkatkan kekebalan tubuh,” terang Nadia, mahasiawi KKN UAD, Rabu (5/1/2022).

Selain melakukan vaksin dan menerapkan 5M, upaya lain yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah mengonsumsi tanaman obat keluarga (Toga).

“Hakikatnya, toga ini adalah tanaman berkhasiat yang ditanam di lahan pekarangan dan dikelola oleh keluarga,” kata Nadia.

Dijelaskan Nadia, Toga ini mempunyai manfaat sebagai sarana pendukung kesehatan dan kesejahteraan keluarga. “Antara lain untuk memperbaiki status gizi keluarga, menambah penghasilan keluarga, meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman, serta melestarikan tanaman obat dan budaya bangsa,” papar Nadia.

Memanfaatkan Toga, dikatakan Nadia, merupakan upaya pencegahan terhadap penyakit. Selain itu, jenis Toga juga dapat dijadikan usaha promotif atau meningkatkan kesehatan hingga upaya kuratif sebagai penyembuh penyakit.

Salah satu bentuk nyata kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKN Alternatif 76 UAD Unit I D.2 sebagai upaya meningkatkan imunitas masyarakat adalah dengan mengadakan penyuluhan penanaman dan pemanfaatan tanaman obat keluarga bagi warga kampung Selokraman, Kemantren Kotagede, Kota Yogyakarta.

Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan keluarga masyarakat. “Terutama di saat pandemi Covid-19 seperti saat ini,” tandas Nadia.

Sosialisasi edukasi telah dilaksanakan pada 29 Desember 2021 lalu bertempat di pendopo RW 11 Kampung Selokraman Kotagede, Yogyakarta, diikuti 25 orang.

Adapun kegiatan penanaman Toga itu melibatkan berbagai pihak seperti Ketua RW 11, Ketua RT 46-49, dan warga masyarakat Kampung Selokraman.

“Semua pihak ikut serta dalam melakukan proses pembuatan media penanaman toga hingga penanaman bibit toga,” jelas Nadia.

Pembuatan media tempat penanaman toga, dijelaskan Nadia, dilakukan dengan memanfaatkan botol minum bekas.

Satu bulan sebelum kegiatan penanaman Toga dilakukan, mahasiswa KKN UAD membagikan karung kepada warga RW 11 Selokraman sebagai tempat mengumpulkan botol bekas. Kemudian, dilanjutkan dengan memotong, mengecat, dan melubangi botol bekas tersebut.

Mahasiswa KKN Alternatif 76 UAD menyiapkan 61 tanaman obat yang akan ditanam oleh warga. Di antaranya ada tanaman jahe biasa, jahe merah, kencur, dan juga kunyit.

Dalam kegiatan itu warga sangat antusias untuk mengikutinya, mulai dari mendengarkan materi tentang manfaat Toga hingga terjun langsung melakukan penanaman toga. “Insya Allah baik dan bermanfaat,” tutur Hj Rismindarsih, warga Kampung Selokraman, Rabu (5/1/2022).

Diharapkan, adanya penanaman toga tersebut dapat memberikan pola hidup yang sederhana kepada masyarakat: memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang bisa dijadikkan sebagai obat herbal dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap tumbuhan tersebut mempunyai manfaat tersendiri untuk mengobati penyakit tertentu sebelum memutuskan untuk melakukan pengobatan medis yang menggunakan obat-obatan kimia.

Seperti dikatakan Hj Rismindarsih, sebelum mengikuti kegiatan ini, di rumahnya memang sudah suka menanam.

“Saya berharap dengan pengalaman ini nanti akan lebih berhasil ketika menanam tanaman obat dan bisa memanfaatkan hasil tanaman obat yang sudah diberikan oleh mahasiswa KKN UAD,” ungkapnya.

Selain itu, dengan adanya kegiatan penanaman toga ini, mudah-mudahan bermanfaat dan berkah bagi semuanya. “Juga ilmunya dapat manfaat bagi diri sendiri, keluarga dan bisa berguna untuk masyarakat,” tambah Hj Rismindarsih. (Fan)

Exit mobile version