DUA fenomena astronomi dalam satu malam purnama pada 26 Mei 2021 atau 14 Syawal 1442 Hijriah merupakan purnama yang istimewa.
Hal ini dikarenakan akan terjadi dua fenomena astronomi. Peristiwa pertama adalah terjadinya gerhana bulan total. Sedangkan peristiwa yang kedua adalah fenomena Supermoon.
Kedua fenomena alam tersebut dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia tanpa bantuan alat bantu optik semacam teleskop.
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta juga menyiapkan upaya pengamatan fenomena astronomi gerhana bulan total dan Supermoon.
Pusat Studi Astronomi (Pastron) UAD menyiapkan sejumlah teleskop di Observatorium Kampus Utama UAD, Jl Jenderal Ahmad Yani, Ringroad Selatan, Kragilan, Tamanan, Banguntapan, Bantul.
Observatorium UAD Yogyakarta juga akan bergabung dengan observasi secara nasional yang dikoordinasi oleh Planetarium dan Observatorium Jakarta.
“Tayangan streaming observasi dapat disaksikan di YouTube,” jelas Yudhiakto Pramudya, Ph.D, Kepala Pastron UAD, Selasa (25/5/2021).
Selain pengamatan gerhana dan Supermoon, UAD Yogyakarta juga mengadakan salat gerhana dan diskusi ilmiah di Masjid Islamic Center UAD.
Kegiatan tersebut bekerja sama dengan Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pusat Tarjih Takmir Masjid Islamic Center UAD dan Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD Yogyakarta.
Yudhiakto menambahkan, pengamatan gerhana bulan total di Indonesia bagian barat dimulai pada pukul 15.47 WIB dan akan berakhir pada pukul 20.52 WIB. Dan puncak gerhana bulan total diperkirakan terjadi mulai pukul 18.11 WIB.
“Peristiwa kedua yang patut ditunggu yaitu peristiwa bulan berada pada posisi paling dekat dengan bumi,” papar Yudhiakto.
Dikatakannya, bidang edar bulan mengelilingi bumi berbentuk lonjong. “Oleh karena itu, adakalanya bulan berada di jarak terdekat atau disebut perigee dan adakalanya berada di jarak terjauh atau apogee,” ungkap Yudhiakto.
Dijelaskan Yudhiakto, bulan akan terlihat relatif lebih besar daripada bulan purnama biasanya. “Orang sering menyebutnya sebagai Supermoon,” tandasnya.
Adapun posisi perigee dan gerhana bulan total berselang beberapa jam. “Sehingga menjadi fenomena alam yang menarik untuk diamati,” kata Yudhiakto. (Fan)
Discussion about this post