BERDASARKAN data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, Daerah Istimewa Yogyakarta menduduki peringkat ketiga dengan prevalensi Diabetes Melitus (DM) berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur > 15 tahun.
Berkaitan dengan hal tersebut dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Tahun Akademik 2022/2023 melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta (AFIYO), apt Fitria Dhirisma, M.Pharm.Sci (Ketua) dengan anggota apt Sunardi, M.Kes, apt Dian Ratna Rianti, MSc, apt Qarriy ‘Aina Urfiyya, M.Farm, apt Mexsi Mutia Rissa, M.Farm sampaikan pemanfaatan Toga untuk pengobatan Diabetes Melitus (DM), Minggu (5/3/2023).
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan kondisi hiperglikemi (peningkatan kadar glukosa darah) disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein.
“Diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi pada beberapa organ seperti jantung, pembuluh darah, mata, ginjal dan saraf,” kata apt Fitria Dhirisma, M.Pharm.Sci, Minggu (5/3/2023).
Kondisi hiperglikemi, kata Fitria Dhirisma, dapat terjadi akibat gangguan sekresi insulin, resistensi insulin atau keduanya.
Toga atau tanaman obat keluarga adalah tanaman yang ditanam di halaman rumah, kebun atau tempat lainnya yang dimanfaatkan sebagai budidaya tanaman yang memiliki khasiat obat. “Dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga akan obat-obatan,” kata Fitria Dhirisma.
Beberapa tahun belakangan ini, masyarakat cenderung kembali kepada pengobatan dari bahan alam. “Terutama tanaman obat,” tandas apt Mexsi Mutia Rissa, M.Farm.
Hal tersebut disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kekurangan obat sintetis yang memiliki efek samping serta harga yang mahal.
“Selain juga penggunaan obat diabetes melitus jangka panjang dapat menimbulkan efek samping tidak diinginkan,” ujar Mexsi
Dikatakan apt Sunardi, M.Kes, penggunaan tanaman sebagai obat tradisional umumnya memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan dengan obat sintetik.
“Beberapa tumbuhan sudah terbukti dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah,” kata Sunardi.
Tumbuhan tersebut dapat digunakan sebagai pencegahan maupun membantu pengobatan diabetes melitus.
Tumbuhan yang terbukti dapat digunakan untuk mengontrol kadar glukosa darah, di antaranya adalah tanaman sambiloto, pare, kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah, mangga, pisang, jinten hitam dan masih banyak lagi.
Salah satu upaya untuk mencegah dan mengontrol penyakit diabetes melitus perlu dilakukan peningkatan pengetahuan dan kesadaran oleh masyarakat melalui penyuluhan kesehatan.
Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan dosen-dosen AFIYO itu dengan memberikan penyuluhan pemanfaatan Toga untuk penyakit diabetes melitus di padukuhan Kepuh, Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh tim pengabdi masyarakat AFIYO, padukuhan Kepuh telah memiliki lahan untuk penanaman Toga dan beberapa tanaman jamu yang digunakan sebagai terapi.
Sehingga dirasa perlu adanya penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran serta pengetahuan tentang penyakit dan toga yang dapat dimanfaatkan, khususnya untuk penyakit diabetes melitus.
Selain itu meningkatkan pengetahuan masyarakat RT 02 Padukuhan Kepuh, Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, mengenai penyakit diabetes dan tanaman Toga yang dapat dimanfaatkan untuk diabetes melitus.
Pemberdayaan masyarakat dalam penanaman Toga di RT Padukuhan Kepuh, Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul.
Sasaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah warga RT 02 Padukuhan Kepuh, Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, yang diikuti 40 orang peserta. (Fan)
Discussion about this post