AGAR masyarakat semakin paham dan mengerti tentang apa saja yang harus dilakukan pada adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19 dan juga tidak mudah percaya pada berita hoax yang tidak jelas sumbernya, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta adakan sosialisasi Covid-19.
Kegiatan tersebut menggandeng beberapa pihak yang berkompeten seperti Komisi D DPRD Kota Yogyakarta dan 14 Kemantren se-Kota Yogyakarta.
Saat ini, upaya pencegahan terhadap penyebaran Covid-19 terus dilakukan di Kota Yogyakarta. Bulan Februari hingga Maret 2021, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta melakukan sosialisasi pencegahan Covid-19 di 45 kelurahan se-Kota Yogyakarta.
Selain menyasar Kemantren dan Kelurahan, Dinkes Kota Yogyakarta juga akan menyasar Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), KESI dan perwakilan RW.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Yogyakarta, Arumi Wulansari, menjelaskan, pihaknya akan fokus pada penguatan peran masyarakat dalam pengendalian Covid-19 di wilayah. “Hal itu terkait vaksinasi yang akan diberikan kepada masyarakat secara menyeluruh,” papar Arumi Wulansari.
Menurutnya, metode yang digunakan dalam menyosialisasikan pengendalian Covid-19 melalui offline dan online atau zoom meeting. “Nantinya dari Dinas Kesehatan akan menyampaikan secara langsung, sedangkan dari DPRD Kota Yogyakarta melalui zoom,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaan sosialisasi ini tetap melakukan protokol kesehatan dengan jumlah undangan tidak melebihi 25 persen dari kapasitas ruang. “Semua yang hadir akan dilakukan screening atau cek suhu badan,” tandasnya.
Selain itu, peserta sosialisasi diwajibkan cuci tangan sebelum masuk, memakai masker, jaga jarak dan durasi pertemuan tidak lebih dari dua jam.
Pada sosialisasi tersebut dijelaskan tentang protokol kesehatan yang harus dilakukan di masa adaptasi kebiasaan baru. Termasuk peran-peran lintas sektor dan wilayah dalam karantina mandiri.
Selain itu, juga sosialisasi tentang vaksinasi. Karena nantinya vaksin akan diberikan kepada masyarakat secara bertahap.
Diharapkan, setelah ikuti sosialisasi ini perilaku masyarakat bisa menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga dapat memenuhi kriteria mendapatkan vaksin dan bersedia untuk divaksin. (Fan)