HARI ini dia berulang tahun. Namun, mungkin ia sendiri tidak mengingatnya atau bahkan hanya dilewatinya seperti hari-hari biasa dengan aneka kegiatan tanpa ada hal yang istimewa.
Dilahirkan di Sulit Air, Sumatera Barat pada 6 September 1963 lalu, HM Darmizal MS merupakan penggagas penulisan buku berjudul “JADUL KINANTI” kepanjangan dari Jokowi Dulu Kini dan Nanti.
Menurut pengamat politik, Saiful Huda Ems Darmizal adalah orang yang gigih dalam berjuang. Sejak kecil kerjaan apapun dilakoni demi melanjutkan hidup ataupun untuk kebutuhan sekolahnya.
“Dari tukang becak, ABK pompong (kapal kayu kecil), kondektur angkot dan sopir, kuli bangunan, pedagang semokel penumpang kapal Tampomas, buruh angkut di pasar, dan aneka pekerjaan kasar dan kotor yang pernah ia jalani dimasa remajanya sambil bersekolah atau kuliah,” jelasnya kepada InilahJogja.com Senin 6 September.
Dikatakan Huda, terjun ke dunia politik dan turut membidani lahirnya partai Demokrat pun pernah Darmizal lakoni.
“Darmizal merupakan salah satu tokoh berdirinya partai Demokrat walau namanya tidak tercantum sebagai pendiri yang 99 orang,” ujarnya.
Turut mensukseskan dan “berkeringat” mengantarkan orang menjadi Presiden pun tak pernah membuatnya duduk di istana.
“Jadi, Ketua umum relawan SBY-JK, Ketua Umum relawan SBY-Boediono, Dewan Pembina Joksan Center untuk “Prabowo Hatta”, dengan Ketua umum Jenderal TNI Purn Joko Santoso (almarhum) dan terakhir pada 6 Mei 2018 dinobatkan sebagai Ketua umum RèJO-Relawan Jokowi (ReJO),” ungkap Huda.
Belakangan, lanjut Huda, dirinya bersama Jhony Allen Marbun dan lain-lain memotori Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara guna meluruskan khitah partai berlambang Mercy itu.
“Setelah berhenti sebagai Pimpinan Komisi Pengawas Partai Demokrat, ia bersama Jhonny Allen Marbun dan loyalis lainnya menjadi pemrakarsa dilaksanakannya KLB Partai Demokrat yang pernah mereka besarkan sampai menghantar SBY menjadi Presiden RI ke 6 hingga dua periode tahun 2004-2014,” katanya.
Menurut Huda, walau Darmizal sering ditinggal atau tertinggal karena kiprahnya pernah mengantarkan orang duduk di kursi R1 dia tak pernah kecewa ataupun marah.
“Saya bangga dengan segala catatan perjalanan hidup Darmizal yang keras penuh onak dan duri. Perjuangan gigihnya telah menghantar begitu banyak orang bahkan ikut serta menghantar tokoh-tokoh besar menjadi Presiden RI. Walau kemudian Darmizal ditinggal atau tertinggal bahkan dari yang tidak pernah berkeringat sama sekali. Namun dia tetap gembira, penuh semangat dan optimis tanpa memperlihatkan rasa kecewa apalagi marah,” demikian Saiful Huda. (dus/fik)
Discussion about this post