PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) 9 Desember 2020 mendatang adalah ajang mengekspresikan pilihan politik terhadap sosok calon pemimpin yang diyakini dapat membawa Kabupaten Sleman ke arah yang lebih baik dan bertambah sejahtera rakyatnya.
Menyongsong momen demokrasi itu, sejumlah Kiai dan Ulama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Sleman membentuk Jaringan Kiai Tahlil (JKT). Dikatakan Ketua JKT Sleman, Gus Maktuf Salafi, gerakan ini adalah gerakan kiai dan ulama secara pribadi dan kultural untuk menjating sebanyak-banyaknya aspirasi jamaah NU untuk berpartisipasi membangun Kabupaten Sleman.
“Dari sejumlah aspirasi yang telah kiai dan ulama jaring selama ini, jamaah NU menghendaki Kustini Sri Purnomo dan Danang Maharsa untuk memimpin Sleman 2021-2024 mendatang,” ujarnya, Rabu (4/11/2020) disela Deklarasi Jaringan Kiai Tahlil Dukung Kustini Sri Purnomo-Danang Maharsa di salah satu rumah makan di kawasan Kalasan, Sleman.
JKT menilai, pasangan Kustini-Danang dengan nomor urut 03 ini merupakan pasangan ideal yang bisa merangkul semua kalangan untuk ikut bersama-sama memajukan dan mensejahterakan masyarakat Kabupaten Sleman.
Calon Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo pada kesempatan itu mengucapkan rasa terimakasih atas dukungan yang diberikan oleh Kiai dan Ulama yang tergabung dalam JKT. “Terimakasih atas dukungan yang diberikan, dan saya akan mengakomodir semua kebutuhan para kiai dan ulama di Kabupaten Sleman, sehingga menjadikan Sleman kedepannya lebih baik dan agamais,” ucap Kustini didampingi Danang Maharsa, Ketua JKT, dan Sekretaris Pemenangan Kustini-Danang.
Kustini juga mengajak kepada kiai dan ulama untuk bersama membangun Sleman agar lebih baik kedepannya. “Saya nderek panjenengan, Sleman mau dibawa kemana, tentunya untuk menjadikan Sleman yang lebih baik,” tambahnya.
Danang Maharsa juga memohon doa dan dukungan kepada para kiai dan ulama NU, supaya ikut mensukseskan apa yang telah dicita-citakan oleh pasangan calon Bupati Kustini Sri Purnomo dan calon Wakil Bupati Danang Maharsa dalam pilkada serentak mendatang. (mar)