SEMENJAK Kabupaten Klaten berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) Covid-19, adanya beberapa masyarakat Kabupaten Klaten yang dirawat maupun meninggal berasal dari zona merah serta berkaitan dengan Covid-19 membuat masyarakat resah, maka kemudian diperlukan proses pemakaman yang aman.
Hingga awal September, tercatat jenazah warga Klaten yang dimakamkan dengan prosedur Covid-19 sudah mencapai angka lebih dari seratus.
Proses pemakaman jenazah warga tersebut dilakukan dengan standar khusus yang memastikan berjalan aman dan tidak berpotensi menimbulkan penularan selanjutnya.
Adalah Tim Relawan Pemakaman jenazah Kabupaten Klaten, yang siap bekerja siang maupun malam menjalankan tugas kemanusiaan tersebut.
Tim yang terdiri dari berbagai potensi relawan di Klaten tersebut telah terlatih dan dibekali dengan standar operasional prosedur pemakaman jenazah yang aman.
”Kami para relawan memiliki prosedur yang ketat dalam pemakaman jenazah berprotokol Covid-19 ini. Dari tim berangkat sampai proses pemakaman dan kembali lagi, kita terapkan prosedur yang ketat untuk memastikan para relawan aman dan juga pemakaman aman,” jelas Koordinator Tim Relawan Pemakaman Jenazah Klaten, Sasongko Agung, Selasa, (8/9).
Agung menceritakan, dibalik tugas pemakaman jenazah tersebut terdapat beberapa tim yang mendukung. Ketika tim memperoleh informasi mengenai adanya jenazah yang hendak dimakamkan dengan prosedur Covid-19 dari rumah sakit maupun Dinas Kesehatan Klaten.
Setelah informasi dan data didapatkan, barulah kemudian tim melakukan koordinasi terkait teknis pemakaman.
Koordinator tim pemakaman kemudian membagi anggota yang akan bertugas, pertama tim perintis yang terdiri sekitar dua orang akan diterjunkan baik ke lokasi pemakaman dan rumah sakit untuk mempermudah koordinasi.
Kemudian ada satu tim supporting yang akan berkoordinasi dengan tim perintis terkait jalur yang akan dilalui dan sebagai backup tim eksekutor.
“Tim eksekutor, terdiri dari 8 orang, satu driver, satu untuk dekontaminasi, dan enam lainnya bertugas sebagai eksekutor, transport pengangkatan jenazah, memasukan ke liang lahat dan pengurukan. Barulah kemudian lokasi dan tim didekontaminasi agar aman” imbuhnya
Setelah pemakaman jenazah selesai dilakukan, kemudian tim akan didekontaminasi lagi secara khusus oleh tim dekontaminasi yang terdiri dari 7 orang.
Proses dekontaminasi ini berada di tempat khusus dan dengan tiga tahap yaitu menggunakan klorin, sabun khusus, dan air bertekanan tinggi. Barulah kemudian proses pelepasan Alat Pelindung Diri (APD) tim eksekutor oleh tim dekontaminasi yang juga mengenakan APD sejenis.
Setelah selesai proses tersebut, tim yang bertugas akan mandi dan kemudian kembali ke posko di Kantor SAR Klaten. Kemudian peran yang tak kalah penting selanjutnya adalah tim dapur umum.
Tim tersebut hadir memastikan kebutuhan asupan gizi para relawan setelah melakukan operasi terpenuhi sehingga dapat mendukung kegiatan operasi menjadi lebih optimal.
Sebagai informasi, pemakaian APD para petugas pun diberi batasan waktu penggunaan. Apabila sudah melebih waktu yang ditentukan, maka petugas akan diganti oleh petugas baru.
Selain itu, untuk Tim eksekutor setelah bertugas akan diistirahatkan minimal 1×24 jam. Khusus untuk pemakaman kasus terkonfirmasi positif minimal 2 x 24 jam.
Para relawan pemakaman jenazah Klaten bekerja secara ikhlas dan bersemangat dalam menjalankan tugas kemanusiaan tersebut.
“Teman-teman bekerja dengan semangat tanpa pamrih, harapannya mereka cuma satu yaitu lelahnya jadi Lillah. Mereka ikhlas dalam bekerja,” pungkasnya. (ten/kif)