BELUM lama ini, Damkar dan Penyelamatan Kota Yogyakarta membersamai Civitas Akademika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta dalam edukasi dan training singkat pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
“Kota Yogyakarta ini sedemikian padat penduduknya, demikian pula pada jam dan waktu tertentu lalu lintas juga padat merayap,” terang Octo Noor Arafat, Kamis (29/4/2021).
Ketika mobil Damkar harus melaju, sementara arus lalu lintas tidak bisa segera dibiyak (dibuka) aksesnya, maka perlu sinergi banyak pihak. “Termasuk pengguna jalan,” tandas Octo Noor Arafat, yang menambahkan pihaknya membuat program Sigrak atau Sinergi Gerak Atasi Kebakaran di Kota Yogyakarta
Menurut Octo, di lokasi kejadian, masyarakat atau siapapun juga mesti dibekali dengan kemampuan penanggulangan awal. “Termasuk untuk pengkondisian lingkungannya,” kata Octo.
Oleh karenanya, selain dengan upaya pembentukan Satlakar (Satuan Relawan Kebakaran) di tiap kelurahan, maka yang lebih penting adalah upaya mencegah terjadinya kebakaran.
Data tahun 2020, dikatakan Octo, 47 persen kejadian kebakaran disebabkan oleh konsleting listrik. “Karenanya perlu cek kondisi kelistrikan di lingkungan rumah atau kantor kita,” papar Octo, yang menerangkan saat ini masih sering terlihat kabel berseliweran dan menancap bertumpuk-tumpuk di terminal stop kontak. (Fan)