DIKARENAKAN adanya pandemi COVID-19, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta gelar wisuda secara daring (dalam jejaring) di Auditorium Kampus 1 Jalan Kapas 9 Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta, Sabtu (22/8/2020), diikuti 1.581 orang wisudawan dan wisudawati meliputi 1.326 orang (S1) dan 255 orang (S2).
Rektor UAD, Dr Muchlas, MT, mengatakan, wisuda secara daring atau online ini diikuti wisudawan dan wisudawati dari rumah masing-masing di seluruh tanah air. “Saya ucapkan selamat kepada wisudawan dan wisudawati, semoga hal ini memberi kesan unik,” kata Muchlas.
Dikatakan Muchlas, wisuda merupakan titik awal dalam melakukan pengabdian di masyarakat. “Karena itu, ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh selama kuliah wajib diamalkan di masyarakat,” kata Muchlas.
Selain itu kondisi masyarakat terus berkembang sehingga wisudawan harus dapat beradaptasi. “Wisudawan wajib untuk meningkatkan kemampuan diri dengan ketrampilan yang dibutuhkan dunia usaha dan industri,” katanya.
Ada hal yang mendapat perhatian khusus dari para peserta wisuda kali ini, yakni ada mahasiswa Magister Pendidikan Matematika (MPMAT) Program Pascasarjana UAD yang mendapat predikat cumlaude dengan IPK 4,00. Yaitu, Bustanika Luthfi Harisna, berasal dari Playen, Gunungkidul, DIY, yang menempuh masa studi 1 tahun 11 bulan 20 hari.
Selama ini, MPMAT UAD Yogyakarta selalu mendorong mahasiswa untuk berinovasi melalui berbagai kegiatan, di antaranya program student mobility ke luar negeri mengunjungi tiga negara selama enam hari.
Dalam program student mobility ini, dikatakan Dr. Suparman, M.Si, DEA selaku Kaprodi Magister Pendidikan Matematika UAD, mahasiswa mempresentasikan karya ilmiah di forum seminar internasional dan mengikuti joint workshop di universitas luar negeri.
“Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa memiliki wawasan global dan mengikuti inovasi di negara lain sehingga mahasiswa bisa mengembangkan dan menghasilkan inovasi sendiri yang akan dituangkan dalam tesisnya,” terang Suparman, Senin (24/8/2020).
Para wisudawan kali ini diharapkan dapat mengamalkan dan mengabdikan ilmunya kepada masyarakat.
Di samping itu, para wisudawan diharapkan tidak berhenti dalam belajar. “Baik belajar sendiri maupun belajar melalui studi lanjut ke program doktor,” terang Suparman.
Dr. Suparman, M.Si, DEA selaku Kaprodi Magister Pendidikan Matematika UAD, mengatakan, saat ini kita berada dalam perubahan dunia yang semakin cepat, yang ditandai dengan maraknya penggunaan teknonogi informasi yang menjadi basis dalam kehidupan manusia.
“Perubahan itu terjadi akibat adanya gabungan teknologi dalam bidang fisik dan digital seperti internet of things dan artificial intelligence,” ujarnya.
Dia melanjutkan, keseluruhan perubahan itu akan mempengaruhi dan bahkan menata ulang (disrupsi) sendi-sendi ekonomi, sosial, politik masyarakat, dan manusis itu sendiri.
Menurut dia, perguruan tinggi berperan besar dalam menciptakan teknologi baru, serta berbagai inovasi yang dapat bermanfaat dan mempermudah kehidupan manusia. “Oleh karena itu, semua upaya pengajaran, penelitian ataupun pengabdian masyarakat difokuskan pada penciptaan berbagai inovasi,” imbuhnya.
Di sisi lain Prof Dr Dwi Sulisworo, MT, Direktur Program Pascasarjana UAD, mengatakan, mahasiswa S2 dengan IPK 4,0 adalah sangat luar biasa dan jarang terjadi.
“Saudari Bustanika Luthfi Harisna dapat mencapai ini, saya kira, tentu dengan ketekunan dan semangat yang tinggi. Selain pasti karena pendampingan yang baik dari para dosen selama menimba pengalaman belajar di UAD,” kata Dwi Sulisworo.
Atas nama Program Pascasarjana UAD Yogyakarta, Dwi Sulisworo turut bangga atas capaian Saudari Bustanika Luthfi Harisna. “Semoga menjadi inspirasi kebaikan bagi yang lain,” tandasnya. (fan)