SEJUMLAH orang mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Jumat 26 Januari 2024.
Mereka berdemo diduga buntut snack yang diberikan saat pelantikan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kamis kemarin. Ramai diperbincangkan sncak yang berisikan air mineral dan roti seperti mirip sripah (saat melayat).
Massa demonstran yang sebagian terlihat membawa tulisan di kertas itu langsung viral dimedia sosial seperti X yang dulunya Twitter.
Seperti dilihat InilahJogja dari X @merapi_uncover yang mentautkan tulisan “Suasana KPU Sleman siang ini paska viralnya Snack layatan kemarin | @risalnrchyo”.
Dalam unggahannya tersebut disertakan pula sejumlah foto yang memperlihatkan kantor KPU Sleman terlihat didatangi banyak orang. Ada juga massa yang berdiri dipinggir jalan dekat kantor KPU sembari memegang kertas karton berisi tulisan.
Berbagai tanggapan aksi demo pun muncul dari unggahan tersebut sepeti akun X @Aryprasetyo85 yang menuliskan “Mental korup dari KPU Anggaran Snack aja di korupsi 🤦”
Ada juga akun X @devisar64 yang menulis “Usut sampe tuntas. Hak kpps harus dipenuhi dulu sblm bubar. Uang transport 150k dn snack 15rb”. Ada juga akun X @jalankaki2002 yang menuliskan “KPU Sleman tes ombak, bul sing teko tsunami haha..”
KLARIFIKASI KPU SLEMAN
Ketua KPU Sleman, Ahmad Baehaqi menyebut, persoalan snack untuk acara pelantikan KPPS sudah diserahkan ke pihak ketiga.
Dirinya mengatakan, KPU Sleman sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 16 ribu untuk konsumsi per petugas KPPS dalam acara pelantikan.
Anggaran tersebut, katanya, rencananya akan langsung diturunkan kepada sekretariat Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Namun, menurut Baehaqi, karena ada arahan lanjutan, anggaran untuk pelantikan KPPS pun tidak bisa langsung diberikan kepada Sekretariat PPS.
Sehingga KPU Sleman pun menunjuk vendor atau pihak ketiga agar konsumsi saat pelantikan petugas KPPS bisa disiapkan.
“Jujur, saya juga sangat kaget dengan kejadian itu, karena anggaran sebesar Rp 16 ribu, kok fakta di lapangan seperti itu. Konsumsinya tidak memanusiakan manusia. Sehingga sekretariat pun berkoordinasi dengan pihak ketiga,” ujar Baehaqi, Kamis 25 Januari 2024. (dif/haf)