Budaya Tayub Terbuka untuk Umum Tertutup Bagi Wartawan

BUDAYA Ledek atau Tayub dalam tradisi bersih Dusun Bendo, Kalurahan Beji, Kapanewon Ngawen, Gunungkidul pada Senin, 12 Oktober 2020 dilaksanakan secara terbuka sekaligus tertutup bagi wartawan yang hendak meliput kegiatan.

Meski tampak didokumentasikan serta direkam oleh panitia namun tanggapan Ledek yang sudah turun tumurun tersebut tidak diijinkan diliput oleh awak media.

Perlakuan kurang elok tersebut menimpa salah satu wartawan infogunungkidul.com saat bermaksud meliput pentas budaya dalam rangka bersih Dusun itu.

Berbeda dengan tahun sebelumnya media selalu meliput jalannya pentas tradisi budaya itu. Kali ini selain wartawan dihalangi untuk meliput juga tertulis larangan.

“DILARANG MELIPUT & SHARE VOTO & VIDEO,” tulis larangan yang terpasang di lokasi pentas.

Selain melarang wartawan meliput, Danang Saputro Dukuh Bendo Kalurahan Beji Kapanewon Ngawen bahkan mempertayakan surat tugas liputan wartawan.

“Apakah ada surat tugasnya untuk meliput kegiatan ini,” hardik Danang.

Sementara itu, Lurah Kalurahan Beji Sri Idayanti menyampaikan, kegiatan bersifat internal Padukuhan.

“PD saat saya menghadiri rapat Dusun Bendo…pd saat pembentukan panitia …mmg ada kesepakatan diinternal padukuhan Bendo…utk tdk nge-share foto atau Vidio  yg diambil….dikawatirkan bisa mendatangkan massa bnyk ke kegiatan bersih dusun tsb..Krn Pandemi ini,” ungkap Sri yang dikirim melalui WhatsApp.

Dihubungi terpisah Panewu Kapanewon Ngawen Slamet Winarno menyatakan, tidak tahu terkait kegiatan tersebut.

“Saya takziah di Pekalongan…mas…Malah nggak ngerti mas..niku…,” ucap Slamet melalui WhatsApp.

Senada dengan Slamet, Kapolsek Ngawen AKP Kasiwon mengatakan, terkait kegiatan yang sifatnya menimbulkan kerumunan massa pihaknya berpegangan pada maklumat Kapolri.

“Gak tau mas kmrn sy sarankan ke tugas gugus copit kalau polri berpegangan pada maklumat kapolri dan perbub,” ucap Kasiwon via pesan WhatsApp. (har/kas)

Exit mobile version