PERINGATI Hari Citarum yang jatuh pada tanggal 24 Mei, Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Jawa Barat desak KLHK Melalui BP DASJL Citarum Ciliwung serius tangani sungai.
Permasalahan pengelolaan DAS di Sungai Citarum dinilai belum memperlihatkan kinerja yang lebih baik. Citarum teridentifikasi semakin hari masih memperlihatkan tingkat kerusakan yang cukup tinggi.
Hal ini disampaikan oleh Ketua FK3I Jawa Barat, Dedi Kurniawan, kepada wartawan, Senin (24/05/2021). “Sinergitas para pemangku kebijakan pun belum sinergis dalam penanganannya,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, Program pada BP DASHL Citarum masih terfokus pada pendekatan fisik. Sedangkan, pemetaan masalah dasar kerusakan Citarum yang teridentifikasi, antara lain permasalahan sampah, permasalahan lahan dan kawasan serta fungsi kawasan, limbah dan pembangunan infrastruktur.
“Justru kami melihat kinerja yang sangat penting adalah edukasI dan pemahaman masyarakat untuk terus didorong. Pemda dan Pemkot terkait harus di arahkan kepada program edukasi dan pemahaman masyarakat. Hal ini penting edukasi terhadap masyarakat sekitar kawasan Sungai dan umumnya seluruh lapisan masyarakat,” ucapnya.
Menyinggung anggaran BP DASHL Citarum Ciliwung, kata Dedi Kurniawan mengungkapkan, nyaris menyasar pada menghabis-habiskan anggaran negara, dapat dibilang sia-sia.
“Penanaman pohon dan pembibitan yang dilakukan melalui program KBR dan KBD, kegiatan Infrastruktur Kelola DAS lainnya pun nyaris belum menyelesaikan masalah seutuhnya yang belum langsung memberikan edukasi terhadap perilaku masyarakat.
Untuk itu, FK3I Jawa Barat mendesak kepada KLHK untuk segera melakukan Skema dan Pola sesuai dengan karakteristik masyarakat dan pemangku kawasan serta pejabat yang ada. “Hal ini agar segala aktifitas yang dilakukan tidak lagi sia-sia dan tidak menghabiskan anggaran negara dengan percuma,” tutup aktifis yang juga aktif sebagai Ketua Dewan Daerah WALHI Jawa Barat. |B-01|