KKN UAD Alternatif 84 Unit IV.D.1 Universitas Ahmad Dahlan bekerja sama dengan Masjid Margoyuwono dalam melangsungkan Pengajian Umum bertajuk ”Meraih Hikmah di Balik Musibah”.
Kolaborasi ini menjadi menarik sebab Masjid Margoyuwono telah lama tidak menggelar pengajian umum rutin karena terhalang pandemi. Pengajian umum kali ini mengundang Ustadz Kuncoro, Penceramah Lentera Ruhani Radio Retjo Buntung FM, selaku pembicara.
Pengajian kali ini termasuk rentetan kegiatan Masjid Margoyuwono peduli Cianjur, pasalnya dalam pengajian umum ini terdapat penggalangan dana untuk terdampak korban bencana di Cianjur dan disalurkan langsung oleh pihak takmir Masjid Margoyuwono bersama perwakilan mahasiswa KKN UAD ke Cianjur, dana donasi yang terkumpul sejumlah Rp16.000.000.
Fawil Patwa, Ketua KKN UAD Unit IV.D.I, menyebutkan, bahwa pemilihan tema pengajian kali ini memang dimaksudkan untuk menggalang kepedulian dan kepekaan masyarakat terhadap korban bencana gempa Cianjur.
”Arti penting masjid sebagai tempat beribadah sekaligus tempat untuk menguatkan solidaritas sesama umat Islam dalam bingkai Teologi Al-Maun,” ujarnya.
Pengajian umum ini juga memanfaatkan database jamaah Masjid Margoyuwono berbasis online yang sebelumnya telah dihimpun oleh mahasiswa KKN Alternatif UAD Unit IV.D.I guna mempermudah komunikasi antara pengurus takmir Masjid dengan para jamaah.
”Harapannya database tersebut dapat membantu para jamaah dalam mengakses informasi mengenai kegiatan lanjutan yang diselenggarakan Masjid Margoyuwono,” imbuhnya.
Selain kegiatan di masjid, mahasiswa KKN juga menyelenggarakan kegiatan berupa pelayanan kesehatan bagi masyarakat sekita masjid, seperti posyandu lansia, donor darah, dan lain lain. Hal tersebut menjadi penting, pasalnya mayoritas jamaah dan masyarakat ialah lansia.
Sunu Rahardjo, Ketua Takmir Masjid Margoyuwono mengatakan, bahwa kehadiran mahasiswa KKN menjadi angin segar untuk menghidupkan kembali semangat para orang tua untuk bergerak dan berkegiatan di masjid lewat kegiatan-kegiatan yang dicanangkan oleh mahasiswa.
”Adik-adik KKN ini sudah kami anggap cucu, mereka yang memantik kegiatan-kegiatan di masjid, misalnya pengajian yang sudah lama tidak diselenggarakan setelah pandemi,” ujar Sunu.
”Harapannya setelah KKN, masjid Margoyuwono masih bisa melanjutkan apa-apa yang pernah dikerjakan oleh mahasiswa di masjid ini,” pungkas Sunu. (rls)