Berdayakan Masyarakat Lewat Agrowisata dan Industri Kreatif

Pembangunan Desa Wisata Berbasis Ekonomi Kerakyatan

PERAN aktif dari perguruan tinggi ternama dan besar seperti UAD ini sebagai wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan lahan sebagai pusat agrowisata dan industri kreatif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Bupati Kulon Progo, Drs H Sutedjo, di depan Wakil Rektor UAD Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr Gatot Sugiharto, SH, MH, usai resmikan agrowisata Jati Moncol di Desa Sukoreno, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, pada 7 November 2021 lalu, sekaligus penyerahan secara resmi agrowisata itu kepada Kalurahan Sukoreno sebagai Desa Budaya Sukoreno.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Kulon Progo berharap apa yang telah dilakukan UAD dapat dilanjutkan dengan kegiatan KKN di seluruh wilayah Kulon Progo. “Sebetulnya, KKN ini sudah terbukti memberikan banyak sumbangsih dalam pemberdayaan dan pembinaan masyarakat,” kata Sutedjo.

Apa yang disampaikan Bupati Kulon Progo disambut baik Wakil Rektor UAD Dr Gatot Sugiharto, SH, MH. “Ke depan UAD akan menempatkan mahasiswa KKN di wilayah Kulon Progo,” kata Gatot Sugiharto, yang didampingi Kepala LPPM UAD Anton Yudhana, ST, MT, PhD, Ketua PHP2D UAD Tedi Fitriyadi, Syariful Fahmi, M.Pd (dosen pendamping), dan Kaprodi Pendidikan Matematika Uswatun Khasanah.

Menurutnya, hal tersebut selaras dengan kebijakan di bidang KKN LPPM UAD yang akan menempatkan mahasiswa KKN di wilayah Kulon Progo mulai Februari 2022 yang akan datang.

“Saya ucapkan terimakasih dan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat Sukoreno yang sudah berkenan bekerja sama dan bahu-membahu dalam mewujudkan kampung agrowisata ini,” kata Gatot Sugiharto.

Pada kesempatan itu Gatot berharap, apa yang telah dilakukan UAD ke depan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan bagi masyarakat.

“Nantinya tempat ini bisa sebagai tempat edukasi bagi generasi muda, khususnya anak-anak,” kata Gatot Sugiharto, yang menerangkan HMPS Pendidikan Matematika UAD selama ini mendampingi masyarakat.

Selain itu, dengan mengunjungi tempat ini yang aksesnya mudah — hanya 1 km dari jalan provinsi Jogja-Wates — bisa mendapatkan penjelasan maupun praktik bersama kelompok masyarakat yang tergabung dalam Pokdarwis.

Desa wisata ini bermula dari hasil musyawarah masyarakat dusun Blimbing, Banggan, Semen dan perangkat Desa Sukoreno pada 15 November 2017 di Pendopo Kolam Renang Tirta Amarta Sukoreno, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo.

Juga sosialisasi tentang pencanangan pembangunan desa wisata berbasis ekonomi kerakyatan, kerajinan, potensi desa, pertanian dan perkebunan, kebudayaan serta keindahan alam.

Melalui Pokdarwis “Mbangun Deso” telah merencanakan pembangunan, di antaranya pemetaan wilayah desa yang digunakan dalam wilayah Desa Wisata Jati Moncol.

Didukung pula Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Propinsi DIY. Karena wilayah desa wisata tersebut dilalui oleh aliran sungai/selokan Papah dan jalan inspeksi yang ada di kewenangan balai besar. Makanya di tempat ini ada juga kolam renang, kafe sawah dengan hamparan tanaman padi dan jagung.

Desa Sukoreno kini memiliki destinasi wisata tersendiri: kawasan wisata Jati Moncol. “Mengandalkan potensi kerajinan, budaya, dan alam,” terang Olan Suparlan, S.Sos, Lurah Sukoreno, Senin (8/11/2021).

Wisata itu dikemas dengan potensi kerajinan, budaya, dan alam dengan konsep wisata desa yang diharapkan bisa semakin berkembang serta meningkatkan perekonomian warga.

Ada beberapa paket wisata yang ditawarkan kepada wisatawan di Jati Moncol, seperti wisata edukasi yang memadukan potensi kerajinan membatik, wisata budaya untuk mengenal tradisi dan budaya warga setempat hingga wisata outbound yang memadukan keasrian alam dan olahraga permainan.

Menyasar wisatawan dari segmen rombongan sekolah maupun perkantoran disambut baik Bupati Kulonprogo dan mengapresiasi adanya kawasan wisata Jati Moncol.

Diharapkan, destinasi baru itu bisa menambah kekayaan khasanah pariwisata di Kulon Progo serta membawa dampak positif pada kesejahteraan masyarakat.

UMKM didorong untuk menjual produknya setelah mendapat pelatihan membuat keripik bayam dan nuget bayam. Membuat pula gantungan kunci dari daun bayam. (Fan)

Exit mobile version