Bantul Bersih Sampah 2025

Pengelolaan Sampah Berbasis Badan Usaha Milik Kalurahan

PERMASALAHAN sampah masih menjadi tantangan tersendiri di Kabupaten Bantul karena jumlah volumenya yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Jumlah sampah di Bumi Projotamansari itu per harinya bisa mencapai 400 ton. Padahal, kemampuan untuk mengelola sampah hanya 100 ton per harinya. Sehingga masih ada sekitar 300 ton sampah yang belum dapat diolah. Adapun warga Bantul setiap harinya menghasilkan sampah 0,6 kg per orang.

Capaian pengelolaan sampah pada 2020 sebesar 62 persen karena bertambahnya jumlah pelanggan sampah. Padahal, operasional Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan sudah melebihi umur teknis dan pengelolaan sampah yang kurang tepat oleh masyarakat membuat peningkatan volume sampah di TPST Piyungan.

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Bantul mencanangkan program Bantul bersih sampah hingga tahun 2025, yang melibatkan seluruh stakeholder.

Bupati Bantul juga luncurkan “Model Pengelolaan Sampah Berbasis BUMKal (Badan Usaha Milik Kalurahan) Mendukung Gerakan Bantul Bersama” untuk membantu bank sampah di tiap padukuhan hingga dapat mewujudkan capaian penanganan sampah sebesar 70 persen dan mengurangi sampah sebesar 30 persen pada 2025.

Nantinya, BUMKal akan mengelola sampah dari warga. Sehingga tidak ada sampah yang dibuang di TPST Piyungan, Bantul.

Dalam rangka mewujudkan Bantul bebas sampah, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang diwakili Rektor UAD Dr Muchlas, MT mengadakan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bantul yang diwakili Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih, Rabu (3/11/2021), di Balai Kalurahan Potorono, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul.

UAD sangat mendukung adanya program Pemerintah Kabupaten Bantul dalam mewujudkan gerakan “Bantul Bersama Bersih Sampah 2025” karena UAD memiliki sumber daya manusia (SDM).

Dalam kerja sama itu, UAD akan mendukung sistem informasi pengelolaan sampah, pemantauan kualitas air sungai yang mengalir ke wilayah Bantul serta udara dengan tenaga ahli.

Tidak hanya itu saja. Dosen dan mahasiswa UAD juga akan memberikan pendampingan — melalui KKN dan penelitian dosen — dalam pengelolaan sampah hingga tahun 2025 nanti.

Bupati Bantul menjelaskan, gerakan Bantul bersama bersih sampah 2025 merupakan terobosan dalam rangka mengatasi sampah di Bantul. “Makanya perlu ada satu kerja sama dan kolaborasi dengan stakeholder serta kampus,” kata Abdul Halim Muslih.

Dari 933 padukuhan di Bantul, sudah ada 9 padukuhan yang menerapkan gerakan tersebut. Sedangkan di tingkat kalurahan akan diterapkan model pengelolaan sampah berbasis BUMKal. Di Bantul ada 70 BUMKal dan 24 di antaranya sudah memiliki unit pengolahan sampah.

“Nantinya, BUMKal akan dijadikan pusat pengelolaan sampah organik dan anorganik,” kata Abdul Halim Muslih.

Sampah organik dijadikan kompos untuk selanjutnya disalurkan kepada pengguna kompos. Sedangkan sampah anorganik diolah dan dijadikan kerajinan. Sampah yang tidak dapat diolah — berupa residu — dikirim ke TPST Piyungan.

Saat ini TPST Piyungan sudah tidak mampu menampung sampah sehingga perlu adanya terobosan untuk mengolah sampah secara mandiri. Selama ini, dikatakan Bupati Bantul, penyedia jasa sampah hanya mengumpulkan dan lantas membuang ke TPST. “Ini tidak akan menyelesaikan masalah sampah,” tandas Abdul Halim Muslih.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, Ari Budi Nugroho, mengatakan, untuk mewujudkan Bantul bebas sampah tidaklah mudah. “Perlu mengubah perilaku dan budaya dari masyarakat untuk lebih peduli dalam pengelolaan sampah,” kata Ari Budi Nugroho.

Menurut Ari, perlu ada keberlanjutan program dan mendapat support dengan regulasi. “Harus ada saling menguntungkan dan peran kalurahan sangat besar dalam pengelolaan sampah ini,” kata Ari Budi Nugroho.

Berkaitan dengan hal tersebut diadakan pula pendampingan pengelolaan sampah di Kalurahan Potorono. Targetnya adalah membentuk kader dan kelompok pengelola sampah. Pendampingan dilakukan DLH Kabupaten Bantul bekerjasama dengan LPPM UAD.

Diharapkan, masyarakat bisa memilah sampah dari sumbernya, yaitu sampah rumah tangga, untuk selanjutnya dikelola bank sampah dan BUMKal Pengelolaan Sampah di Potorono.

Dan Bantul Bersih Sampah 2025 akan terwujud dengan peran masyarakat dalam mengelola sampah. (Fan)

Exit mobile version