MENGINGAT kumpulan sampah-sampah organik maupun anorganik yang terdapat di lingkungan sekitar Bantul, khususnya di lingkungan Padukuhan Dingkikan, Kalurahan Argodadi, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, bertambah banyak setiap harinya, perlu dilakukan upaya untuk mengurangi sampah-sampah tersebut.
Dengan cara melakukan pengolahan sampah dan memanfaatkan sampah organik menjadi pakan hewan ternak dan pupuk kompos.
Sedangkan sampah anorganik dapat diolah juga dengan menggunakan prinsip 3R, yaitu reuse, reduce, recycle.
Dengan adanya hal tersebut mahasiswa KKN Reguler XIV C.2 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta melaksanakan sosialisasi dan penyuluhan pengolahan sampah di depan warga Padukuhan Dingkikan, Kalurahan Argodadi, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul.
Kelompok KKN Reguler 88 UAD Unit XIV C.2 ini terdiri dari sembilan orang mahasiswa dari berbagai program studi: biologi, teknik industri, PGSD, akuntansi, perbankan syariah, kesehatan masyarakat dan ilmu hukum.
Sosialisasi dan pelatihan yang telah dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2022 di Balai Padukuhan Dingkikan, seperti disampaikan Ketua KKN Reguler XIV C2, Hasanain Muwahhid, merupakan salah satu ujung tombak untuk membantu melaksanakan program Bantul Bersih Sampah Tahun 2025.
“Dengan slogan yang diangkat oleh Kabupaten Bantul berupa sampahmu ya sampahmu, sampahku ya sampahku,” terang Hasanain Muwahhid, Senin (28/2/2022).
Dijelaskan Hasanain Muwahhid, pengertian sampah secara umum adalah semua material atau sisa yang dibuang dari kegiatan sehari-hari.
“Seperti rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian yang berbentuk padat,” papar Hasanain Muwahhid.
Bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia — termasuk kegiatan industri — tetapi bukan yang biologis.
“Dengan harapan, masyarakat bisa mengolah sampah sendiri, baik sampah organik maupun sampah anorganik,” kata Hasanain Muwahhid.
Adapun kegiatan sosialisasi diawali dengan penjelasan edukasi tentang pengolahan sampah berdasarkan masing-masing jenisnya, yang dilanjutkan dengan praktik pembuatan pupuk kompos yang dibuat dari sampah organik rumah tangga seperti sayuran, buah-buahan, sisa nasi, dedaunan, dan sebagainya.
Selanjutnya, dilakukan praktik pembuatan ecobrik dari sampah botol plastik. Dengan mengisi botol tersebut menggunakan sampah plastik, seperti kantong plastik, berbagai macam kemasan plastik, dan lain-lain.
Kegiatan tersebut ditutup dengan pemaparan program kerja tentang pelatihan pembuatan “ember tumpuk” sebagai sarana untuk menghasilkan pupuk yang memiliki tekstur padat dan cair, yang berguna bagi tanah dan tumbuhan.
Dijelaskan juga tentang komponen-komponen dari ember tumpuk tersebut dan cara kerjanya.
Kegiatan sosialisasi dan pelatihan tersebut mendapatkan feedback yang positif dari masyarakat. Mereka sangat antusias dan memberikan apresiasinya.
Seperti disampaikan Legiman, tokoh masyarakat Padukuhan Dingkikan, sosialisasi dan pelatihan dalam pengolahan sampah ini bisa menjadi salah satu upaya warga masyarakat untuk mewujudkan program Bantul Bersih Sampah 2025 nantinya.
“Terimakasih saya ucapkan kepada mahasiswa KKN UAD telah melaksanakan program tersebut dengan baik,” kata Legiman.
Dengan adanya sosialisasi dan pelatihan tentang pengolahan sampah itu, diharapkan dapat menambah wawasan.
Ke depan dapat diaplikasikan oleh warga Padukuhan Dingkikan untuk lebih bijaksana dalam melakukan pengolahan dan pemanfaatan sampah organik dan anorganik. (Fan)