Apel Akbar PDM Kota Yogyakarta

Sebagai Inspektur Upacara Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah

MUHAMMADIYAH yang didirikan KH Ahmad Dahlan merupakan pelopor tajdid, pembaharuan yang mengubah alam pikiran tradisional, tertinggal, jumud, stagnan dan statis, menjadi pemikiran Islam yang maju dan mau berubah serta berorientasi ke masa depan.

Hal itu disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr H Haedar Nashir, MSi, selaku Inspektur Upacara (Irup) dalam apel akbar yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta di Halaman Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, Jl Kenari, Yogyakarta, Minggu (13/11/2022).

Dimeriahkan drumband Pandu Wredha Hizbul Wathan, Hams Music (Komplek Perguruan Muhammadiyah Purwodiningratan), biola (SMPM 7), paduan suara (SMPM 2), Band M-One (SMA Muhi), Drumband HW Ponpes Al Amin Kotagede.

Dihadiri Penjabat Walikota Yogyakarta Sumadi, SH, MH dan Ketua PDM Kota Yogyakarta Drs H Akhid Widi Rahmanto, majelis, lembaga dan ortom di lingkungan PDM Kota Yogyakarta.

Haedar bangga karena dalam apel akbar ini mayoritas diikuti generasi muda, generasi milenial dan angkatan muda. “Jadikan apel akbar ini sebagai syiar sekaligus menyambut muktamar,” kata Haedar.

Seperti disampaikan Haedar, gerakan amal Muhammadiyah sudah sangat nyata. “Hal itu terlihat di semua wilayah Indonesia, di mana Muhammadiyah tumbuh dengan pesat,” papar Haedar.

Di depan anggota Muhammadiyah, Aisyiyah dan generasi muda calon kader Muhammadiyah, Haedar mengingatkan ciri Islam yang berkemajuan yang dasarnya telah diletakkan KHA Dahlan.

Ketika menyinggung KHA Dahlan yang mengukur arah kiblat Masjid Gedhe Kauman, Haedar mengungkapkan hal itu sebagai salah satu ciri Islam yang berkemajuan. “Apa yang dilakukan KHA Dahlan serta pemikirannya memberikan pengaruh kepada semuanya,” kata Haedar.

Menyoal ciri Islam yang berkemajuan, bagi Haedar adalah hadirnya agama Islam di setiap sendi kehidupan manusia. “Dan menjadi solusi atas segala masalah yang dihadapi manusia,” katanya.

Kini, Muhammadiyah hadir dengan lembaga pendidikan, kesehatan, sosial dan masih banyak lagi. “Semuanya dirintis KHA Dahlan untuk memadukan pemikiran keagamaan dengan ilmu pengetahuan dan cara-cara modern,” kata Haedar.

Berada dalam satu organisasi Islam modern terbesar di Indonesia dan dunia sangat menggembirakan. Banyak amal usaha Muhammadiyah tersebar di berbagai negara, di antaranya Malaysia, Australia, Mesir dan sebagainya.

Bukti besarnya Muhammadiyah karena kualitas. Muhammadiyah ada di berbagai wilayah, termasuk di Indonesia Timur, NTT dan Papua. “Ini merupakan gerakan amal nyata untuk memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta tanpa sekat agama, suku dan warna kulit,” kata Haedar.

Dijelaskan Haedar, sejak awal Muhammadiyah menghendaki adanya integrasi ilmu. “Termasuk antara ilmu agama dan umum,” papar Haedar, yang menerangkan pemikiran itu kini menjadi praktik hidup umat Islam tanpa terkecuali.

Dalam konteks global atau semesta, kiprah Muhammadiyah diwujudkan dengan pendirian SD di Australia dengan nama Muhammadiyah Australia College (MAC). “Termasuk mendirikan Universiti Muhammadiyah Malaysia,” kata Haedar, yang menambahkan keberadaan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah di 28 negara.

Untuk itu, Haedar berharap harus ada suatu kebanggaan berada di tengah-tengah Muhammadiyah. “Tumbuhkan rasa bangga dan rawat apa yang kita miliki serta tidak puas dengan apa yang kita miliki, teruslah berikhtiar memajukan Muhammadiyah,” tandas Haedar.

Ketua PDM Kota Yogyakarta, Drs H Akhir Widi Rahmanto, mengatakan, kegiatan semarak muktamar ini merupakan usaha yang pantas diapresiasi. “Sebagai bagian dari penguatan dakwah Islam dan Muhammadiyah untuk menggembirakan masyarakat dan umat,” kata Akhid.

Sebelumnya, di depan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Akhid selaku penanggung jawab kegiatan syiar muktamar dan milad Muhammadiyah melaporkan bahwa PDM Kota Yogyakarta membentuk Panitia Syiar Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah sekaligus Milad ke-110 Muhammadiyah.

Dengan berbagai kegiatan melibatkan semua unsur struktur persyarikatan, organisasi otonom dan amal usaha Muhammadiyah berlangsung dari awal September 2022 hingga pelaksanaan muktamar.

Di akhir apel akbar, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr H Haedar Nashir, MSi, sampaikan penghargaan kepada Achmad Zidan Ar Rosyid dan Fadel Ahmad Arrafi — keduanya siswa SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta — yang tergabung dalam Timnas Indonesia U-16. (Fan)

Exit mobile version