GABUNGAN para Guru Besar antar lintas Perguruan Tinggi yang tergabung dalam Forum 2045 dalam mengamati situasi perpolitikan dewasa ini menyerukan pernyataan sikap.
Dalam pernyataan sikap yang digelar di Kampus Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), Jalan Cik Di Tiro Yogyakarta, Sabtu, 3 Februari 2024 ini, para Guru Besar tersebut meminta elit politik dan siapa saja yang terlibat dalam situasi ini untuk tobat etika dan moral.
Ketua Forum 2045, Untoro Hariadi, mengatakan seruan Tobat Moral dan Etika dibuat karena para Guru Besar terketuk berlandas kecintaan pada bangsa dan negara.
“Kami menyampaikan seruan pada seluruh rakyat Indonesia melihat kondisi sangat memprihatinkan dari etika, norma dan nilai-nilai yang jadi pesan utama founding father,” ujarnya disela acara.
Forum 2045 menurut Untoro menegaskan tak ingin menyakiti pihak manapun dalam pernyataan sikap itu. Namun, mereka mengajak seluruh elemen bangsa untuk mengembalikan etika dan moral sebagai ujung tombak arah bangsa Indonesia.
Guru besar yang hadir di antaranya dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Profesor Suwarsih Madya, Profesor Djoko Pekik, Profesor Yoyon Suryono dan Profesor Ariswan. Adapun dari UGM Profesor M. Baiquni dan Profesor Zaenal Bahrudin, kemudian dari UII Profesor Ni’matul Huda dan guru besar dari UIN Sunan Kalijaga terdiri atas Profesor Dudung Abdurahman, Profesor M. Chirzin. Pernyataan sikap dibacakan langsung oleh Guru besar UMY Profesor Heru Kurnianto Tjahyono.
Berikut pernyataan sikap Forum 2045 yang dibacakan Guru besar UMY Profesor Heru Kurnianto Tjahyono:
Seruan Kepada Rakyat Indonesia.
Indonesia kita kini berada di tepi jurang tuna etika. Sebabnya adalah karena jalan politik telah secara vulgar, tanpa tedeng aling-aling, bertindak atau berperilaku, dengan tidak lagi mengindahkan etika, dan bahkan cenderung melanggar etika dan moral.
Kekuasaan negara yang seharusnya menjadi sarana rakyat untuk mencapai tata hidup bersama yang adil dan makmur, yang berdasarkan pada Pancasila dan Konstitusi, dalam nyatanya justru sebaliknya. Kekuasaan negara seakan-akan diubah menjadi peralatan privat, yang melawan kepentingan publik.
Publik menyaksikan dengan sangat jelas bagaimana kekuasaan telah menggunakan peralatan-peralatan publik, untuk kepentingan sempit, kepentingan pribadi, keluarga atau kelompok. Presiden sebagai kepala negara dan segenap jajarannya yang seharusnya menyelenggarakan pemilihan umum sebagai wahana kedaulatan rakyat untuk suksesi kepemimpinan nasional secara baik, jujur dan adil, dalam praktek berpotensi menjadi sarana mempertahankan atau melanggengkan kekuasaan.
Kita semua melihat bahwa keadaan ini merupakan situasi yang buruk dan akan menjadi catatan sejarah yang buruk bagi generasi mendatang. Oleh sebab itulah, kita semua berharap agar segala kerusakan moral dihentikan, dengan tobat etika dan moral. Tobat artinya mengakui bahwa telah terjadi pelanggaran etika dan moral, sanggup melakukan perbaikan serta berkomitmen untuk tidak mengulang kesalahan yang sama.
Kita mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk melakukan tobat etika dan moral untuk memperbaiki akhlak bangsa. Dengan langkah bersama, kita harapkan keadaan itu akan mendorong seluruh pihak, baik warga maupun para penyelenggara negara, termasuk pimpinan nasional untuk melakukan pertobatan. Adapun langkah utama yang kita harapkan adalah:
Pertama. Menyerukan kepada semua pihak, para pimpinan dan khususnya pimpinan nasional, untuk mempelopori suatu tobat etika dan moral. Segala yang melanggar etika dan moral, terutama penyelenggaraan kekuasaan negara yang patut diduga telah dipakai untuk kepentingan sempit atau bahkan menjurus kepada upaya melanggengkan kekuasaan, hendaknya segera dihentikan dan mendapatkan koreksi yang fundamental.
Kedua. Menyerukan kepada para pemangku kepentingan yang bertanggungjawab bagi bekerjanya “check dan balances”, agar benar- benar menjalankan tugas utamanya, agar demokrasi berjalan secara baik, dan tidak dibiarkan mengalami kemunduran atau bahkan dibiarkan dihancurkan fondasinya. Kembalilah kepada nilai-nilai luhur bangsa dan jangan biarkan institusi demokrasi dikuasai oleh napsu angkara yang mengkhianati Pancasila dan UUD’45.
Ketiga. Menyerukan kepada kaum terpelajar atau kaum intelektual, yang punya tugas mulia, baik tugas intelektual maupun moral, untuk bersama- sama menjaga etika dan moral, sehingga dapat menjadi bagian dari kompas moral bagi pergerakan bangsa. Dalam konteks ini, kita semua berharap agar kaum terpelajar dapat berdiri di barisan terdepan oleh karena independensinya, sehingga segala potensi kerusakan etika dan moral dapat dicegah, sebelum berkembang terlalu jauh. Keteladanan kaum intelektual untuk melakulan tobat etika dan moral, akan memungkinkan sejarah bergerak maju.
Keempat. Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bersama- sama menjadi saksi atas seluruh proses politik yang berlangsung, dan tidak tinggal diam atas segala kerusakan yang terjadi. Kita percaya rakyat yang telah tercerahkan akan menjadi bagian utama dari langkah bangsa menghentikan segala langkah politik yang merusak sendi-sendi etika dan moral bangsa. Dengan kekuatan rakyat sebagai pemilik kedaulatan, maka tobat etika dan moral, merupakan jalan utama bangsa untuk melakukan perbaikan yang mendasar dan menyeluruh di semua lini kehidupan.
Yogyakarta 3 Februari 2024
Forum 2045
(*)
Discussion about this post