SEKJEN Partai Kebangkitan Nusantara atau PKN Dr Sri Mulyono menilai, dalam debat capres ketiga yang digelar KPU Minggu malam Prabowo Subianto tetap menunjukkan sikap kenegarawannya.
“Menurut saya Prabowo dalam kesadaran tertinggi sebagai negarawan. Beliau tetap mempertahankan rahasia negara meskipun harus menanggung beban berat di arena debat publik,” kata Mulyono saat berbincang dengan InilahJogja, Selasa 9 Januari 2024.
Menurutnya, Negara memiliki ruang-ruang rahasia berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara justru demi mempertahankan dan mengamankan bangsa. Jika ruang ruang rahasia diketahui oleh publik dan oleh musuh maka negara dalam keadaan bahaya dan lemah.
“Dalam konteks ini Prabowo sekaligus telah menerapkan etika dan moral negarawan tertinggi. Karena etika dan moral teringgi pemimpin adalah rela mengorbankan dirinya demi bangsa dan negara,” ujarnya.
Sebaliknya Anies, lanjut pria kelahiran Rembang, Jawa Tegah ini, masih sibuk menyerang urusan pribadi dan proses hukum MK. Masalah etik MK adalah urusan MK, Prabowo hanya user. Prabowo berani mengambil resiko atas putusan MK dengan segala konsekwensinya dalam pemilu Pilpres.
“Jika kita buka lembaran lama, Anies juga punya banyak kenangan soal etika. Misalnya ketika Anies menjadi Ketua tim etik bocornya sprindik Anas Urbaningrum oleh KPK tahun 2013. Anies tidak berani menyita dan mengkloning BBM Abraham Samad dan kemudian hanya memberikan vonis pelanggaran etik ringan kepada Abraham Samad,” tegas Mulyono.
Satu lagi, menurut Mulyono, Anies juga pernah berjanji tidak akan maju sebagai Capres jika Prabowo mencapreskan diri. Selain itu saya dapat info bahwa pengorbanan Prabowo untuk mengusung dan menjadikan Anies sebagai gubernur DKI sangat besar.
“Seluruh kekuatan Prabowo dan partai Gerindra dikerahkan untuk memenangkan Anies sebagai Gubernur DKI saat itu. Namun hari ini Anies justru mengingkari janjinya bahkan menyerang pribadi Prabowo dan berlagak seperti orang yang penuh etika,” urainya.
Sebab itu, Sri Mulyono menilai, bahwa Anies dalam proses pendewasaan untuk menjadi pemimpin nasional.
“Publik dengan mudah membaca bahkan Anies masih dalam proses pendewasaan sebagai negarawan. Levelnya masih dalam masa pertumbuhan, masih jauh,” pungkas peraih gelar doktor dari Institute Pemerintahan Dalam Negri (IPDN) ini. (gaf/luk)
Discussion about this post