UNIVERSITAS Widya Mataram (UWM) menyelenggarakan Diskusi Terbatas Outlook Ekonomi Politik Sosial Hukum Budaya Pertahanan dan Keamanan Indonesia 2024 pada Kamis (28/12/2023) di Kampus Terpadu UWM, Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY.
Acara ini dihadiri oleh para Wakil Rektor (WR) dan Dekan di lingkungan UWM, peminat kajian ekonomi politik sosial dan hukum, serta delegasi dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia Daerah (Kadinda) dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) DIY, yang digelar secara daring dan luring.
Acara ini diawali dengan Keynote Speech dari Rektor UWM, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec.
Narasumber dalam acara ini adalah Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si. yang merupakan Ketua Bidang Pengawasan Hakim dan Investigasi Komisi Yudisial Republik Indonesia; Dr. Wing Wahyu Winarno, MAFIS, Ak., CA yang merupakan dosen STIE YKPN Yogyakarta dan juga Komisaris Utama PT Anindya Mitra Internasional, dan Dr. Roni Sulistyanto Luhukay, S.H., M.H. yang merupakan dosen Fakultas Hukum UWM; serta Puji Qomariyah, S.Sos., M.Si. yang merupakan Wakil Rektor III UWM.
Sedangkan moderator acara oleh Ronny Sugiantoro Viko yang merupakan jurnalis senior salah satu media di DIY.
Rektor UWM dalam pemaparannya menyampaikan, perekonomian Indonesia, khususnya dilihat dari indikator pertumbuhan ekonomi, akan banyak dipengaruhi situasi politik 2024, utamanya situasi Pemilihan Umum, baik untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) maupun Pemilihan Legislatif (Pileg) yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 mendatang.
“Para pelaku ekonomi, utamanya pemilik modal baik dari dalam maupun luar negeri, masih akan wait and see, akan melihat siapa Presiden yang akan terpilih, dan bagaimana kebijakan ekonomi yang ditempuh,” ujar mantan Ketua Forum Rektor Indonesia ini.
“Demikian pula Parpol yang menang akan menjadi perhatian juga, walaupun pengaruhnya tidak sebesar Presiden. Demikian pula pelaksanaan Pemilunya, apakah lancar, atau sebaliknya chaos, menjadi perhatian investor,” imbuhnya.
Suparman Marzuki dalam penyampaian materinya mengatakan, demokrasi Indonesia mengalami penurunan, di dalamnya termasuk perlindungan hak sipil dan politik.
“Tingkat korupsi tinggi, terjadi penurunan fasilitatif hukum, memfasilitasi perkembangan ekonomi, politi, budaya. Represivitas hukum di Indonesia masih terlalu dominan. Masa depan sangat tergantung dengan presiden yang akan datang,” kata Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) ini.
Wing Wahyu Winarno dalam kesempatan ini menyatakan bahwa literasi digital di Indonesia masih rendah.
“Teknologi Finansial semakin memudahkan, seperti OVO, GoPay, KAI-Pay, dan QRIS (baik yang statis maupun dinamis). Cara berdagang model baru yakni ada reseller, dropshipper, paylater, preorder. Banyak prediksi dalam 3-5 tahun ke depan, ada 65% jenis pekerjaan baru yang saat ini tidak ada,” tutur Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) YKPN ini.
Roni Sulistyanto Luhukay dalam pemaparannya mengungkapkan, pemilihan legislatif juga banyak mendapatkan sorotan masyarakat mengingat parpol mengusung pasangan calon (paslon) yang sering kali ditemui sama dengan paslon sebelumnya.
“Serta tidak adanya batasan periode terhadap calon legislatif membuat sirkulasi elit tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dengan tidak berjalan, sirkulasi elit membuat setiap kebijakan yang dikeluarkan tidak mampu merespon kepentingan setiap generasi dalam perkembangan globalisasi hari ini,” jelasnya.
Puji Qomariyah dalam pemaparannya mengungkapkan, Pemilu 2024 diperkirakan akan menjadi pemilu yang sangat dinamis dan kompetitif.
“Pemilu 2024 akan menjadi tonggak penting dalam sejarah demokrasi Indonesia. Hasil pemilu ini akan menentukan arah politik Indonesia di masa depan,” kata dosen Program Studi Sosiologi ini.
Diskusi ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan masukan bagi berbagai pihak, terutama pemerintah, dalam merumuskan kebijakan dan strategi untuk menghadapi tantangan-tantangan yang akan dihadapi Indonesia pada tahun 2024. (rth)
Discussion about this post