SEKRETARIS Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa pemilihan umum (pemilu) bagi PDIP bukanlah sebagai tekad ingin berkuasa, melainkan karena ingin melayani dan menggerakkan kekuatan rakyat.
Pernyataan itu disampaikan Hasto saat menyampaikan amanat upacara pada peringatan HUT Ke-78 RI di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta, Kamis.
“Kita punya tugas bahwa memenangkan pemilu bagi PDIP bukan karena ingin berkuasa, tetapi kita ingin melayani rakyat, kita ingin menjadikan PDIP sebagai partai yang menyalakan suatu kompor pergerakan bagi kekuatan rakyat Indonesia untuk jauh lebih maju,” katanya.
Hasto mengatakan apabila pemilu hanya dimaknai sebagai kontestasi untuk mencari kekuasaan, maka akan timbul ambisi yang melegalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan tersebut.
“Maka kita diajarkan bahwa kekuasaan itu diperoleh karena kepercayaan rakyat. Kekuasaan itu diperoleh bukan dengan pengepungan, tetapi dengan turun ke bawah, menyatu dengan seluruh urat nadi kehidupan rakyat itu sendiri,” imbuhnya.
Ia pun mengatakan PDIP tidak menganalogikan pemilu sebagai perang. Menurutnya, pemilu merupakan momentum bagi setiap pemimpin untuk diuji kapasitas kepemimpinannya oleh rakyat.
“Sehingga pemilu merupakan cermin peningkatan peradaban kita sebagai negara demokratis,” tambah Hasto.
Melanjutkan amanatnya, Hasto menyinggung pidato Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu (16/8).
Menurut Hasto, pernyataan Jokowi yang menyayangkan hilangnya budaya kesantunan dengan maraknya pelampiasan kedengkian dan fitnah adalah suatu bentuk kekhawatiran akan adanya polusi budaya.
Hal tersebut, kata dia, bukanlah watak bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, ia mendorong Pemilu 2024 dapat mencerminkan kepribadian sesungguhnya dari bangsa ini.
“Bukan itu watak bangsa Indonesia, saling menghujat satu sama lain, dan pemilu harus menjadi cermin suatu kepribadian yang matang dari bangsa Indonesia untuk berkompetisi dengan menyampaikan gagasan terbaik bagi masa depan bangsa dan negara,” kata dia dikutip dari Antara.
Lebih lanjut, politisi asal Yogyakarta itu mengatakan bahwa PDIP ingin menjadikan pemilu sebagai wahana untuk menghasilkan pemimpin yang membumi, visioner, dan memiliki kemampuan teknokrat.
“Dan itu ada di tangan Bapak Ganjar Pranowo,” ucap Hasto.(dia/gaf)
Discussion about this post