MAHASISWI Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta (AFIYO) terdiri dari Pascalia Novita S, Puput Noviana, Rena Ayu PA, Sentiawani, Sindy Alya R, Stevany Aprilia I, Safana Nur Intani, Sekar Risqita M dan Shafira Rizqa Hasanta mengadakan promosi kesehatan, Minggu (4/12/2022).
Kegiatan bertemakan “Edukasi terhadap Dagusibu Obat Sediaan Cair pada ibu-ibu PKK Dusun Kasihan RT 05 Kalurahan Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul” di bawah Dosen Pembimbing apt. Mexsi Mutia Rissa, M.Farm selaku dosen mata kuliah Promosi Kesehatan.
“Hal tersebut dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan ibu-ibu PKK mengenai pentingnya penggunaan obat dan pengetahuan Dagusibu obat sediaan cair,” terang Dosen Pembimbing apt. Mexsi Mutia Rissa, M.Farm.
Dijelaskan Mexsi, kandungan sirup obat yang diduga menyebabkan gangguan ginjal akut adalah sediaan sirup yang mengandung cemaran EG dan DEG, yang kemungkinan berasal dari 4 bahan tambahan: propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin/gliserol.
Terkait masalah yang terjadi pada sediaan sirup tersebut lantas dilakukan observasi pada ibu-ibu PKK Dusun Kasihan.
Didapatkan banyak ibu-ibu yang menjadi panik berlebih dan tidak ingin menggunakan obat sediaan cair yang telah diperbolehkan penggunaannya oleh BPOM RI, baik sediaan cair berbagai jenis baik sirup, emulsi, suspensi dan sebagainya.
“Karena adanya kasus gagal ginjal akut tersebut,” terang Shafira Rizqa Hasanta selaku ketua panitia, Senin (5/12/2022).
Adanya program edukasi Dagusibu obat sediaan cair diharapkan masyarakat menjadi lebih pintar. “Dan bijak dalam memilih serta menggunakan obat sediaan cair,” kata Daliman, Ketua RT 05, yang sangat senang adanya program pengabdian masyarakat AFIYO di wilayahnya.
Berdasarkan informasi terkini terdapat 156 merk obat sediaan sirup yang sudah dipastikan aman dan tidak mengandung cemaran yang menyebabkan gagal ginjal akut.
DAGUSIBU merupakan salah satu program untuk meningkatkan cara pengelolaan obat yang baik dan benar, yaitu melalui informasi tentang bagaimana mendapatkan (DA), menggunakan (GU), menyimpan (SI) dan membuang (BU) obat dengan tepat.
DAGUSIBU merupakan salah satu aplikasi dari kegiatan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat).
Menghindari panik berlebih kepada masyarakat — terutama ibu-ibu yang memiliki anak kecil di bawah 5 tahun — yang pada dasarnya pengobatan pada penyakit hanya dengan obat dalam bentuk sediaan puyer atau sirup, maka perlu diadakannya edukasi mengenai Dagusibu obat sediaan cair.
Metode Promosi Kesehatan yang digunakan adalah penyuluhan metode kombinasi. Kegiatan penyuluhan dilakukan secara langsung atau bertatap muka dengan sasaran menggunakan media powerpoint dan diberikan leaflet.
Selain leaflet, terdapat juga poster yang dipasang pada papan pengumuman di Dusun Kasihan, Kelurahan Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul.
Kegiatan yang dilakukan terdiri dari evaluasi awal, evaluasi proses, dan evaluasi akhir. Evaluasi awal dilakukan pada saat sebelum kegiatan penyuluhan dimulai dengan cara memberikan pretest (tes awal) yang berisi pertanyaan terkait materi yang disampaikan. Pretest dilakukan untuk mengetahui kondisi awal sebelum kegiatan penyuluhan.
Evaluasi proses dilakukan untuk mengetahui kemampuan sasaran dalam menyerap informasi yang disampaikan dengan cara memberikan pertanyaan di tengah penyampaian materi.
Evaluasi akhir dilakukan untuk mengetahui seberapa berhasil promosi kesehatan terhadap pengetahuan, tingkah laku, dan sikap sasaran. Untuk mengetahui seberapa jauh tujuan promosi kesehatan tercapai diberikan posttest (tes akhir). (Fan)
Discussion about this post