SETELAH direncanakan sejak 2020 silam, akhirnya Jambore Stroke Indonesia #1 berlangsung di Yogyakarta pada 29-30 Oktober 2022. Tujuannya untuk membuka kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pencegahan dan penanganan stroke.
Jambore diikuti orang yang peduli dengan penyakit stroke, mulai dari mantan penderita stroke, tenaga medis dan stakeholder kesehatan.
Selain jambore, digelar pula seminar tentang seluk beluk stroke dan berbagai macam di dalamnya.
Menurut Mayjen (Purn) Dr dr Tugas Ratmono, SpS, MARS, MH, Ketua Panitia Pusat Jambore Stroke Indonesia dan Wasekjen Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), dalam kegiatan memperingati Hari Stroke Sedunia digelar senam massal dan flashmob, yang dilanjutkan karnaval para penderita stroke pada hari kedua yang menyusuri Jalan Malioboro Yogyakarta.
“Diharapkan melalui kegiatan ini menjadi jembatan untuk melakukan kolaborasi yang terintegrasi agar tercipta pelayanan yang sinergis dan komprehensif,” kata Tugas.
Ketua Yastroki, dr Paryono, menjelaskan, stroke di Indonesia sampai saat ini masih menjadi permasalahan utama. “Angka kematian akibat stroke di Indonesia masih tertinggi dan tertinggi kedua di dunia,” kata Paryono, dokter spesialis syaraf RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X melalui Kepala Dinas Kesehatan DIY drg Pembayun Setyaningastutie, M.Kes, menyampaikan perlunya kepedulian dan kesadaran menyangkut stroke oleh masyarakat.
“Melalui jambore ini dapat tersampaikan pemahaman tentang stroke mulai dari faktornya hingga penanganan,” ungkap Sultan HB X.
Jambore stroke baru pertama kali diadakan di DIY. “Hal itu untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya penyakit ini dan masyarakat harus mewaspadai serta melakukan upaya pencegahan,” kata AR Iskandar, pengurus Yastroki DIY.
Kegiatan ini sengaja dilaksanakan di DIY karena komunitas stroke di DIY dikenal paling aktif untuk berkumpul dan bertukar pikiran. Mantan penderita stroke yang sembuh sering menginspirasi rekannya yang belum sembuh.
Stroke bisa datang kapanpun dan di manapun tanpa melihat usia. Semakin tua umur seseorang, risiko terkena stroke semakin besar. Karena, siapapun bisa terkena stroke. Dan yang penting adalah dengan pola hidup sehat dalam kesehariannya.
Stroke masih menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai di Indonesia. Semakin tua umur seseorang, maka risiko terkena stroke akan semakin besar.
Kasus stroke di DIY masih cukup tinggi. Apalagi Yogyakarta merupakan “Kota Pensiun” dengan angka harapan hidup tertinggi di Indonesia, yaitu sekitar 70 tahun. “Oleh karenanya hal tersebut tentu berdampak pada angka penderita stroke,” ungkap AR Iskandar.
Jambore Stroke Indonesia ini prakarsa dari Yogyakarta yang sejak awal sangat rajin komunikasi dengan Pengurus Yayasan Stroke Pusat.
Insan Pasca Stroke (IPS) dari Yogyakarta terdiri dari penyandang stroke, keluarga penyandang stroke dan relawan stroke Indonesia sampaikan pernyataan.
Di antaranya berharap seluruh masyarakat Indonesia untuk peduli terhadap pencegahan stroke dengan pola hidup sehat dan membentuk komunitas stroke untuk menanggulangi dampak stroke yang luar biasa beratnya.
Selain itu, berharap kepada dokter, fisioterapis, perawat dan semua pemangku kepentingan di bidang kesehatan untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap stroke.
Berharap kepada seluruh rumah sakit untuk dapat mengembangkan pusat pelayanan stroke terpadu. Dan kepada Yastroki untuk meningkatkan Jambore Stroke Indonesia sebagai kegiatan rutin penyandang stroke.
Kepada pemerintah diharapkan untuk meningkatkan kepeduliannya dengan aturan hukum dan kebijakan yang mendukung pencegahan dan penanggulangan stroke. (Fan)
Discussion about this post