SEBANYAK 2.218 wisudawan terdiri dari 11 terapan, 2.106 sarjana dan 51 magister diwisuda Rektor UAD, Dr Muchlas, MT, di Amphitarium Kampus Utama Jl Jenderal Ahmad Yani, Ringroad Selatan, Kragilan, Kalurahan Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Sabtu (29/10/2022), dihadiri secara daring Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi dan Prof Dr Harun Joko Prayitno (Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah).
Sebanyak 60 wisudawan membersamai melalui platform zoom meeting dan lainnya mengikuti secara luring agar keluarga wisudawan bisa menikmati dan mengetahui kampus utama UAD secara langsung. “Sehingga memberikan kesan tersendiri dalam menghadiri proses wisuda tersebut,” papar Muchlas.
Dikarenakan wisuda kali ini sangat istimewa, wisudawan lebih banyak dibanding periode sebelumnya, maka kali ini diadakan dua tahap: pagi dan siang.
“Keistimewaan kali ini, UAD mampu meluluskan sarjana kedokteran pertama kali setelah empat tahun Program Studi Kedokteran berdiri,” kata Muchlas, yang berharap lulusan Prodi Kedokteran bisa melanjutkan profesinya di UAD.
Disampaikan Muchlas, wisuda merupakan bukti awal pengabdian kepada masyarakat melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah diperoleh.
“Dinamika masyarakat yang terus berkembang dilengkapi dengan kemampuan adaptasi yang baik, dapat menjadi peluang ketrampilan yang kini dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri,” kata Muchlas.
Di depan wisudawan — di antaranya 1.324 meraih predikat cumlaude — Rektor UAD mengatakan bahwa pengalaman adalah pelajaran berharga. “Untuk mencapai titik sekarang ini tidak terlepas dari kegigihan, kesabaran dan juga perjuangan orang tua, keluarga maupun dosen yang telah mengantarkan wisudawan menyandang gelar sarjana dan magister,” ungkap Muchlas.
Sementara itu, Prof Dr Harun Joko Prayitno dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, mengatakan, wisudawan harus memiliki talenta secara holistik. “Yakni mampu hidup, kehidupan, berpenghidupan dan bermasyarakat serta harus memiliki ilmu,” kata Harun yang yakin lulusan UAD mampu melakukannya.
Menurut Harun, ilmu saja tidak cukup. “Perlu berbekal inovasi, kreasi dan intensif,” papar Harun, yang menerangkan hal itu modal penting dalam hidup dan bermasyarakat. (Fan)
Discussion about this post