BELAJAR merupakan suatu proses dalam upaya untuk menyerap ilmu yang diperoleh dalam berbagai macam ilmu, yang dapat diperoleh dari beragam sumber.
Dalam konteks pembelajaran di sekolah, ilmu dapat diperoleh melalui kegiatan belajar mengajar yang berlangsung. Dalam proses belajar mengajar, motivasi belajar dan pemahaman merupakan aspek penting yang harus dimiliki peserta didik.
Motivasi belajar sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam mengikuti kegiatan atau proses pembelajaran. Dengan adanya motivasi, peserta didik akan terdorong untuk lebih memperhatikan pelajaran yang diikutinya. Dan juga peserta didik akan lebih mudah dalam menyerap materi pembelajaran yang disampaikan guru sehingga tujuan peserta didik dalam belajar dapat tercapai.
Menurut Badaruddin, (2015, hal 13), motivasi belajar adalah dorongan psikologis seseorang yang melakukan suatu tindakan untuk mencapai tujuan belajar.
Apabila peserta didik tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka peserta didik akan kesulitan dalam menangkap dan mencerna informasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang rendah mengakibatkan peserta didik tidak memiliki dorongan yang ada dalam dirinya dalam mencapai tujuan.
Bisa jadi tujuan dari belajar belum begitu jelas bagi peserta didik. Sehingga belajar hanyalah kewajiban bagi peserta didik (Badaruddin, 2015, hal. 19).
Pemahaman sangat dibutuhkan bagi peserta didik dalam mengikuti proses atau kegiatan belajar mengajar. Apabila pemahaman peserta didik baik, berarti materi atau apa saja yang disampaikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran berarti dapat dicerna dengan baik.
Dengan kata lain, kegiatan atau proses pembelajaran tersebut dapat dikatakan berhasil. Peserta didik yang memiliki pemahaman yang rendah, akan kesulitan dalam menyerap materi pembelajaran. Hal tersebut juga akan berdampak pada perolehan hasil belajar peserta didik.
Kondisi peserta didik yang kurang konsentrasi saat pelajaran, peserta didik kurang aktif atau cenderung pasif saat kegiatan pembelajaran berlangsung, peserta didik ramai sendiri saat pelajaran berlangsung. Hal tersebut menunjukkan atau mengindikasikan bahwa motivasi belajar peserta didik rendah.
Selain itu, ditemui beberapa peserta didik yang masih belum hafal perkalian 1-10 dan mengalami kesulitan dalam pengurangan (meminjam), juga peserta didik belum dapat menyelesaikan soal dengan baik terkait materi pecahan.
Indikator di atas menyatakan bahwa pemahaman matematika peserta didik kelas IV SD masih rendah. Untuk mencapai pembelajaran yang maksimal guru perlu menerapkan metode pembelajaran.
Metode pembelajaran Group Investigation (GI) menuntut seluruh anggota kelompok untuk mendesain rancangan penelitian dan juga perencanaan pemecahan dari permasalahan yang akan dilalui.
Kelompok akan menentukan pembagian tugas yang dikerjakan oleh masing-masing anggota kelompok dan bagaimana perencanaan penyajiannya di kelas. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok (Maryani & Fatmawati, 2015, hal. 34).
Metode Group Investigation (GI) diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran matematika.
Kelebihan metode Group Investigation ini, siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, kemampuan kerjasama semakin baik, dapat memecahkan suatu permasalahan, belajar berpendapat dan berkomunikasi dengan baik.
Siswa termotivasi sehingga aktif dalam proses pembelajaran, mulai tahap perencanaan sampai dengan tahap akhir pembelajaran.
Selain memiliki kelebihan, metode ini tentunya juga memiliki kekurangan, antara lain metode ini cocok digunakan di kelas tinggi karena memerlukan tingkat kognitif yang lebih tinggi, waktu yang diperlukan dalam pembelajaran menjadi sedikit lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Selain itu, siswa yang belum terbiasa akan merasa kesulitan dalam menggunakan metode ini. (Maya Dita Andari, S.Pd, Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2022)
Discussion about this post