DALAM rangka pemenuhan Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai tenaga dosen di Perguruan Tinggi, apt Mexsi Mutia Rissa, M.Farm dari Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta (AFIYO) edukasi masyarakat tentang pencegahan penyakit degeneratif dan penggunaan obat di Padukuhan Kepek RT 06, Kalurahan Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul.
Dibiayai dengan dana kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Akademik 2021/2022, Mexsi dibantu apt Qarriy ‘Aina Urfiyya, MFarm (Prodi D3 Farmasi) sampaikan pentingnya pencegahan diabetes mellitus di depan 50 orang ibu-ibu PKK sebagian dari 588 KK dan 1.713 warga Padukuhan Kepek.
Kepala LPPM AFIYO, Octariana Sofyan, MPH, Apt, mengatakan, banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya kesehatan. “Sehingga seringkali masih ditemukan masalah-masalah kesehatan di masyarakat,” ungkap Octariana Sofyan, Senin (21/3/2022).
Direktur AFIYO, Andi Wijaya, MFarm, Apt, menambahkan, kesibukan dan sarana transportasi yang memadai untuk menunjang sarana sehari-hari menyebabkan sebagian orang kurang melakukan gerakan fisik atau berolahraga.
“Sehingga proses-proses metabolisme tubuh menjadi terganggu,” kata Andi Wijaya.
Pada pengabdian kepada masyarakat di Kepek itu, Mexsi menjelaskan terkait penyakit degeneratif, yaitu diabetes mellitus (DM).
“Penyakit degeneratif terjadi karena perubahan fungsi atau struktur yang mengakibatkan perubahan jaringan dan organ selama waktu tertentu,” kata Mexsi.
Dikatakan Mexsi, penyakit degeneratif umumnya baru diketahui saat sudah parah. “Penyebabnya karena bertambahnya usia dan gaya hidup yang tidak sehat,” jelas Mexsi.
Melalui kegiatan tersebut diharapkan bisa meningkatkan pemahaman masyarakat tentang diabetes dan cara pencegahannya.
Juga pentingnya menjaga pola hidup yang sehat agar terhindar dari penyakit diabetes mellitus serta penggunaan obat antidiabetes dengan tepat.
Melalui ceramah menggunakan powerpoint, leaflet dan poster, Mexsi sampaikan pula penyakit DM, prevalensi, faktor risiko, pencegahan dan terapi obat antidiabetes.
“Untuk menilai apakah intervensi penyuluhan yang dilakukan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan pengetahuan dan sikap masyarakat juga ada evaluasi,” kata Mexsi.
Setelah melalui observasi pada 4 Januari 2022, kegiatan dilakukan pada 20 Maret 2022, disusul dengan monitoring pada 8 Mei 2022 mendatang dengan melakukan wawancara tentang kondisi kadar gula darah warga yang menderita penyakit DM serta pemberian kuesioner kepada masyarakat tentang pengetahuan DM. (fan)
Discussion about this post