UNIVERSITAS Ahmad Dahlan harus meningkatkan kualitasnya sehingga tumbuh menjadi universitas kebanggaan Persyarikatan Muhammadiyah yang terasah dalam sistem dan catur dharma pendidikan.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr H Haedar Nashir, MSi, dalam sidang terbuka Senat Milad ke-61 UAD di Amphitarium Lantai 9 Kampus Utama Jl Jenderal Ahmad Yani, Ringroad Selatan, Kragilan, Tamanan, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Senin (20/12/2021).
Pada milad kali ini, Haedar berharap untuk menjadikan sebagai konsolidasi internal. “Agar UAD sebagai satu kesatuan dari pimpinan, dosen, tenaga pendidikan dan seluruh civitas akademika bersama BPH dan Persyarikatan Muhammadiyah menjadi satu entitas, menjadi satu kesatuan dalam langkah gerak dan sistem Persyarikatan Muhammadiyah,” kata Haedar Nashir.
Pada kesempatan itu Haedar berpesan agar UAD memperkuat fondasi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai karakter pembeda yang melembaga, terinstitusionalisasi dalam diri setiap civitas akademika.
“Hal itu diperlukan sehingga membedakan UAD dengan perguruan tinggi lain di luar Muhammadiyah,” kata Haedar Nashir.
Kepada civitas akademika UAD Haedar pun berharap untuk pahami dan praktekkan Islam sesuai dengan paham Islam di dalam Muhammadiyah. “Sehingga tidak terkontaminasi oleh paham-paham lain yang berbeda, bertentangan dan tidak sejalan dengan paham Islam di dalam Muhammadiyah,” papar Haedar.
Disampaikan Haedar, koridornya telah ditentukan oleh manhaj Tarjih dan seluruh pemikiran keislaman di Muhammadiyah.
Sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah, kata Haedar, UAD betul-betul mencerminkan nilai-nilai Islam yang maju, yang progresif. “Tapi juga didasari pada nilai-nilai Islam yang meletakkan nilai iman, takwa dan akhlak mulia sebagai basis pendidikan yang holistik,” kata Haedar.
Semua kemajuan yang telah diraih UAD diapresiasi Ketua Umum PP Muhammadiyah. Haedar pun berharap perlunya transformasi pemikiran untuk UAD.
UAD bersama seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah harus menjadi center of excellence di DIY, nasional dan global. “Sehingga UAD menjadi universitas kebanggaan Persyarikatan Muhammadiyah,” kata Haedar.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Prof Dr Muhadjir Effendy, MAP, mengapresiasi peran UAD dalam membantu pemerintah menangani pandemi Covid-19.
“UAD telah memberikan kontribusi yang tak ternilai dalam upaya kita untuk memenangi pertempuran melawan Covid-19,” kata Muhadjir Effendy.
Muhadjir merasa sangat senang karena UAD berhasil mengembangkan budaya inovasi. “Dan memanfaatkan momentum Covid-19 sebagai faktor peluang mengembangkan berbagai macam inovasi dalam upaya menangani Covid-19,” papar Muhadjir Effendy.
Ke depan, Muhadjir berharap UAD terus menghasilkan manusia yang berkualitas dan terus mendukung pembangunan nasional, pembangunan manusia dan kebudayaan nasional.
Rektor UAD, Dr Muchlas MT, mengatakan, meski upacara milad ke-61 UAD masih dalam suasana pandemi Covid-19, tetap menghadirkan rasa syukur kepada Allah SWT dan membangkitkan semangat untuk terus meningkatkan kualitas pribadi dan institusi.
Sebagai pertanggungjawaban Rektor UAD selama kurun waktu 2021, Muchlas sampaikan laporan pertanggungjawaban kinerja yang telah dicapai seluruh sivitas akademika UAD: penanganan Covid-19, catur dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan kesejahteraan.
“Penyampaian laporan ini sebagai pertanggungjawaban kinerja, juga merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunianya sehingga UAD menjadi lembaga pendidikan tinggi yang mampu bertahan, terus berinovasi dan memberikan kontribusi kepada masyarakat,” kata Muchlas. (Fan)
Discussion about this post