DALAM rangka memperingati Hari Pusaka Dunia, Komunitas Budaya Brayat Panangkaran Borobudur menggelar prosesi Watu Aji, yakni menyerahkan batu dari Gunung Merapi sebagai wujud dukungan pelestarian Candi Borobudur.
Dua batu pilihan yang diusung itu diterima oleh Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Wiwit Kasiyati dan General Manager Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) I Gusti Putu Nugraha Sedana, Minggu (18/4/2021).
Acara di Taman Kenari Pelataran Candi Borobudur Kabupaten Magelang itu berlangsung khidmat dengan protokol kesehatan.
Budayawan Brayat Panangkaran, Sucoro mengatakan batu ini sebagai simbol pentingnya pelestarian termasuk nilai tradisi masyarakat sekitar Borobudur yang juga harus dilestarikan.
Sucoro yang menginisiasi Ruwat Rawat Borobudur ini menyampaikan batu yang dibawa ini sudah melalui prosesi panjang sejak Oktober 2020 melalui ritual selo aji dari empat penjuru sungai.
“Batu ini kami serahkan ke BKB sebagai pengganti batu candi yang rusak,” katanya.
Ditambahkan Sucoro, setiap tahun pihaknya akan menyediakan batu-batu andesit seperti ini sehingga Ruwat Rawat Borobudur sampai ke anak cucu nanti.
Ia menyampaikan Borobudur dalam perkembangan pariwisata berkembang cukup dahsyat dan pelestriannya tentu menjadi perhatian penting bagi semua pihak, termasuk melestarikan budayanya.
“Ruwat Rawat Borobudur yang telah memasuki 19 tahun intinya melestarikan tradisi yang ada di desa itu bisa bersinergi dengan Borobudur,” jelas Sucoro.
Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Borobudur Wiwit Kasiyati bertepatan 18 April merupakan Hari Warisan Dunia. Dalam rangka Hari Warisan Dunia ini, Sucoro dengan Ruwat Rawat Borobudur mempersembahkan kepada pihaknya ‘caos ageng selo aji’ untuk memberikan apresiasi budaya terhadap pelestarian nilai tradisi masyarakat.
“Nilai tradisi untuk pelestarian warisan dunia Borobudur dan pengembangan pariwisata Borobudur,” ungkapnya.
Lebih lanjut iamenyampaikan akan merawat batu ini, dan digunakan ketika melakukan pelestarian Borobudur.
“Sekarang lebih ke perawatan. Tidak ada perbaikan sehingga tidak menggunakan batu, tetapi suatu saat batu ini akan bermanfaat,” ujarnya.
Selain kegiatan itu, Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) juga menggelar Kesenian Rakyat virtual bersama kelompok kesenian asal Bali Kusuma Heritage dan Jamasan Topeng Lengger Dusun Kledung Desa Sutopati Kajoran Kabupaten Magelang. (bmg/kil)
Discussion about this post