BOLA panas terus bergulir setelah Ketua umum partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengungkapkan jika dirinya akan dikudeta.
Pasca isu kudeta itu, kini muncul isu jika DPD dan DPC partai Demokrat mengaku keberatan akan adanya pungutan dari DPP.
Hal itu dikatakan Tri Yulianto, salah satu senior sekaligus anggota DPR RI dua periode dari partai Demokrat.
KataTri, pungutan tersebut baru pertama kali terjadi sejak dirinya ikut berjuang membesarkan partai Demokrat.
“Baru pertama kali secara politik di Indonesia bahwa pengurus pusat DPP partai melakukan pungutan terhadap pengurus daerah dan cabang. Penarikan ini terjadi dengan dokumen resmi Peraturan organisasi (PO) DPP partai Demokrat Nomor 01/2019 yang ditandatangani Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua umum,” bongkar Tri Yulianto di Jakarta 9 Februari 2021.
Mas Tri, demikian biasa disapa, menjelaskan bahwa pungutan atau penarikan dana yang secara vertikal tersebut sangat tidak lazim dalam satu organisasi partai politik. Seharusnya justru pengurus pusat yang berkewajiban membantu cabang yang dalam pergerakan konsolidasinya adalah sebagai ujung tombak terdepan.
“Pungutan tersebut sangat menyengsarakan kader di DPC dan DPD, ini sangat tidak elok yang menyalahi norma ber-organisasi,” tegas Tri Yulianto.
Mantan wakil sekjen (wasekjen) Partai Demokrat ini mengingatkan kembali postingan media sosial SBY yang melontarkan kalimat misterius tentang the good, the bad, dan the ugly. Tri kemudian meminta publik menilai siapa yang menjadi the ugly atau tokoh jahatnya.
“Keputusan yang menyengsarakan kader di DPC dan DPD tentu bertolak belakang dengan semangat perjuangan para pendiri dan senior Partai Demokrat. Banyak diantara mereka yang mengorbankan asetnya untuk membesarkan partai Demokrat sejak berdiri sampai mampu menghantar SBY menjadi Presiden RI ke 6, selama dua periode. Lihat dan bandingkan dengan pengurus yang sekarang, tanpa melakukan perjuangan mereka justru meraih keuntungan dari kader-kader yang sudah bertahan lama di daerah bersama partai yang mereka dirikan dan besarkan,” ungkapnya.
Selanjutnya Tri Yulianto berharap pengurus pusat partai Demokrat melakukan instrospeksi dan berbenah diri. Untuk menggapai ulang kejayaan PD, maka faktor kepemimpinan merupakan kata kunci dan mutlak diganti.
“Banyak tokoh yang lebih pantas, bijaksana dan diterima banyak kalangan untuk memimpin Demokrat meraih kejayaan kembali,” pungkasnya. (kus/lia)
Discussion about this post