Saat ini, keberadaan desa wisata dengan keindahan alam dan udara segarnya menjadi daya tarik para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara, apalagi pada masa pandemi Covid-19.
Untuk mendukung eksistensi desa wisata di Gunungkidul, Tim UKM Indonesia Bangkit Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta selama 3 bulan — dimulai bulan Oktober sampai akhir Desember 2020 — berupaya menciptakan inovasi-inovasi untuk mendukung sektor pariwisata di wilayah Desa Ngoro-Oro, Patuk, Gunungkidul dan sekitarnya.
Inovasi-inovasi tersebut di antaranya adalah pembentukan dan pengembangan sentra UKM Bangkit, pembuatan dan pengembangan teknologi informasi, sistem informasi dan media komunikasi untuk mendukung UKM Bangkit.
Selain itu juga sektor pariwisata, seperti sistem informasi reservasi desa wisata, sistem informasi portal desa wisata, sistem informasi pengelolaan keuangan organisasi.
Tak kalah menariknya inovasi pembelajaran di lingkungan luar dalam bentuk wahana-wahana outbond sebagai paket wisata dan daya tarik wisata, termasuk permainan-permainan tradisional.
Program ini didanai penuh oleh Kemenristek/BRIN dan diusung oleh Tim UKM Indonesia Bangkit UAD terdiri dari Dr Surahma Asti Mulasari, M.Kes, Dr Fatwa Tentama, M.Si, Herman Yuliansyah ST, M.Eng, Lu’lu’ Nafiati, SE, M.Sc, Sulistyawati, M.PH dan Tri Wahyuni Sukesi, M.PH.
Merupakan kolaborasi dari disiplin ilmu kesehatan masyarakat, teknik informatika, psikologi dan ekonomi.
“Sehingga inovasi-inovasi yang diterapkan dapat saling melengkapi dan maksimal penerapannya,” terang Dr Fatwa Tentama, M.Si, Senin (30/11/2020).
Program UKM Indonesia Bangkit ini, seperti dijelaskan Dr Surahma Asti Mulasari, M.Kes, melibatkan beberapa pihak, yaitu Dinas Pariwisata Gunungkidul, Kapanewon Patuk Gunungkidul, Kalurahan Ngoro-Oro dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UAD Yogyakarta.
Penandatanganan berita acara sekaligus serah terima alat telah dilakukan pada Kamis, 26 November 2020 di Balai Desa Ngoro-Oro disaksikan Haryo Ambar Suwardi (Panewu Patuk), Sukasto (Lurah Ngoro-Oro), Sudjarwono, SH (Dinas Pariwisata Bidang Industri dan Kelembagaan), Anton Yudhana, ST, MT, Ph.D (Kepala LPPM UAD), Beni Suhendra Winarso, SE, M.Si (Kepala Bidang PPM dan KKN UAD) serta para kepala dusun di wilayah Ngoro-Oro.
Alat pendukung program UKM Indonesia Bangkit itu berupa peralatan adminitrasi kantor, peralatan multi media untuk membuat konten sosial media, peralatan diversifikasi makanan lokal, peralatan pendukung pemasaran digital, peralatan outbond serta wahana outbond.
Program-program UKM Indonesia Bangkit lainnya yang telah selesai dilakukan adalah koordinasi dan sosialisasi program, pelatihan keuangan pegiat wisata. Juga FGD pembentukan UKM Bangkit yang mewadahi produsen, pembuatan jejaring produsen dan jejaring pemasaran, pelatihan kewirausahaan bagi anggotan UKM Bangkit, pelatihan keuangan bagi pengurus UKM Bangkit, pelatihan web bagi pengurus UKM bangkit, koordinasi pembentukan wahana wisata outbound, penentuan lokasi pengembangan potensi wisata di Kalurahan Ngoro-oro dan pelatihan diversifikasi makanan produk lokal.
Dikatakan Surahma Asti Mulasari, Ketua Tim UKM Indonesia Bangkit, masih ada beberapa program yang harus diselesaikan dalam satu setengah bulan ke depan.
“Di antaranya pelatihan pembuatan konten sosmed, pelatihan keuangan, pembuatan wahana outbound, pelatihan pencegahan Covid-19 kepada masyarakat, TOT outbound, pembentukan pengurus kelompok sadar wisata Kalurahan Ngoro-Oro dan pelatihan penerapan pencegahan Covid-19 dalam pengelolaan wisata,” tambah Fatwa Tentama. (Affan)
Discussion about this post