PIMPINAN Pusat Muhammadiyah mendapatkan kucuran dana senilai $700.000 atau lebih dari Rp 10,2 miliar dari Badan Pembangunan Internasional AS atau USAID untuk penanganan Covid-19 di 30 Rumah Sakit Muhammadiyah/Aisyiyah.
Program yang dinamakan “Mentari Covid-19” bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mendistribusikan bantuan APD (Alat Pelindung Diri) dan Alkes (alat-alat kesehatan) lainnya berlangsung selama enam bulan di DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan Lampung.
Serah-terima bantuan program kolaborasi
USAID dan MPKU tersebut secara resmi dilaksanakan dalam live streaming dari RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman, Kamis (22/10/2020) siang.
Dalam kegiatan ini disaksikan Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan (Yankes) Kemenkes RI dr Rita Rogayah, Sp.P(K), MARS, Mission Director USAID Ryan Washburn, Ketua PP Muhammadiyah dr Agus
Taufiqurrohman, Sp.S, M.Kes dan Ketua MPKU PP Muhammadiyah Drs M Agus Samsudin, MM, secara live virtual dari Jakarta dan Yogyakarta.
Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah, Agus Samsudin, menerangkan, program ini memang hanya dilakukan di 30 rumah sakit. “Karena kami dibatasi enam bulan, jadi kami buat prioritas rumah sakit mana yang paling banyak menangani pasien Covid-19,” ujarnya.
Persoalan APD itu menjadi topik yang besar. “Kami tak ingin pengalaman buruk kami juga menimpa rumah sakit lain,” ujarnya.
Sejak Covid-19 masuk ke Indonesia, dua perawat RS PKU Muhammadiyah gugur dalam tugas karena terinfeksi. Muhammadiyah juga kehilangan beberapa orang petugas Lazismu karena Covid-19.
Pilihan di 30 rumah sakit itu sudah mencapai 60 persen dari total jumlah pasien Covid-19 yang ditangani di RS PKU Muhammadiyah.
Direktur USAID Indonesia, Ryan Washburn, mengatakan, Pemerintah Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat mendukung 30 pusat perawatan Covid-19 di jaringan Rumah Sakit Muhammadiyah untuk memberikan perawatan yang lebih baik.
“Kami bangga membantu Muhammadiyah
menyediakan APD yang diproduksi secara lokal untuk membantu tenaga kesehatan garis depan di seluruh Indonesia agar tetap terlindungi saat memberikan perawatan selama krisis kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya.
Direktur Pelaksana Tugas (Mission Director) USAID untuk Indonesia, Ryan Washburn, menjelaskan, lembaganya memilih bekerja sama dengan Muhammadiyah lantaran jejaringnya sudah luas. Ada 400 lebih rumah sakit Muhammadiyah. “Jadi kami pikir ini saatnya meningkatkan kualitas pelayanan,” ujar Washburn, yang menambahkan pihaknya sudah pernah bekerja sama dengan Muhammadiyah dalam hal pencegahan dan perawatan TBC.
Washburn mengakui, Amerika Serikat masih kesulitan menangani Covid-19. “Tapi masalah pandemi Covid-19 ini dihadapi seluruh dunia,” katanya.
Justru dengan bersama-sama menghadapi virus ini, menurut Washburn, peperangan melawan Corona akan berhasil.
APD yang disalurkan antara lain berupa baju Hazmat (coverall) sebanyak 3.600 buah, masker N95 sebanyak 2.182 box, masker bedah (surgical mask) sebanyak 4.500 box, VTM 4.500 buah, dan boots shoes (sepatu boot) ada 100 buah. Alat-lat kesehatan (Alkes) yang diberikan untuk melengkapi fasilitas pelayanan kesehatan di 30 RSMA berupa bedside monitor, X-Ray portable, coverall, cooler box, dan swab booth.
Sementara itu, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, dr Rita Rogayah, SpP(K), MARS, memberi apresiasi yang tinggi kepada USAID yang telah memberikan bantuannya kepada
Pemerintah Indonesia melalui MPKU PP Muhammadiyah.
Bantuan yang diberikan itu, kata Rita Rogayah, tentunya akan sangat membantu meringankan beban rumah sakit. “Dan sekaligus membantu meringankan beban Pemerintah Indonesia dalam menangani pasien Covid-19,” kata Rita, yang menambahkan Kemenkes RI sangat mendukung adanya proyek Mentari Covid-19 ini.
Ketua MPKU PP Muhammadiyah, Drs M Agus Samsudin, MM, sebagai penanggung jawab program Mentari Covid-19 sekaligus Ketua MCCC Muhammadiyah, menyampaikan,
pihaknya sangat bergembira dan bersyukur karena selama 3 bulan pertama program Mentari Covid-19 telah berjalan dengan baik sesuai yang direncanakan.
Dan saat ini bantuan fisik berupa APD dan alat-alat kesehatan telah mulai didistribusikan yang terbagi dalam 2 tahap. Tahap pertama adalah distribusi bantuan APD pada awal Oktober 2020. Dan tahap kedua untuk distribusi alat-alat kesehatan (Alkes) akan dilaksanakan pada akhir Oktober 2020.
Selain bantuan fisik berupa APD dan sarana fasilitas penunjang kesehatan bagi pasien Covid-19, bantuan USAID juga dipergunakan bagi kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dan ketrampilan klinis dalam hal perawatan pasien Covid-19, meningkatkan kapabilitas manajerial rumah sakit serta kapasitas pelayanan kesehatan terkait Covid-19 di 30 RSMA yang terlibat dalam program bersama ini.
Hal itu agar terstandarkan sesuai dengan pedoman nasional dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Secara bertahap kegiatan telah dilaksanakan sejak Agustus 2020 yang melibatkan stakeholder RS di luar Muhammadiyah.
Dua seri Webinar terkait “Pencegahan Infeksi dan Tata Ruang untuk Covid-19” telah diselenggrakan, yang berhasil menghadirkan ratusan rumah sakit sebagai peserta. Tidak hanya RS Muhammadiyah-Aisyiyah, tapi juga RS umum, RS swasta, dan RS keagamaan lainnya.
Saat ini, Program Mentari Covid-19 telah menyelesaikan pengembangan 10 SOP terkait Covid-19, memproduksi video tutorial untuk Nakes, melakukan assesment pada RSMA sasaran program, dan melaksanakan proses pembangunan sistem informasi berbasis web guna menguatkan jejaring RSMA dalam pengelolaan kasus Covid-19.
“Kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan TOT dan inhouse training di masing-masing RSMA,” terang Dhian Rachma, Media Specialist Mentari Covid-19 Muhammadiyah. (affan)
Discussion about this post